Daerah  

Hujan 5 Jam, Palangka Raya Banjir

PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM- Kota Palangka Raya kembali diguyur hujan lebat disertai angin kencang, Jumat (20/5/2022) dini hari. Hujan yang turun sejak pukul 04.30 hingga 09.00 WIB tersebut, tak ayal membuat sejumlah wilayah tergenang air. Drainase primer dan sekunder serta parit-parit di kawasan permukiman hampir semua airnya meluap karena tak tertampung lagi. Rumah warga, tak sedikit yang tergenang air puluhan sentimeter mulai dari halaman hingga masuk ke dalam rumah dan sejumah fasilitas perkantoran pemerintah.
Kondisi ini dapat dilihat pada beberapa ruas jalan yang menjadi langganan terjadinya genangan air akibat curah hujan yang tinggi. Seperti Jalan Yos Sudarso, kawasan Jalan Temanggung Tilung, Jalan Galaxi maupun Jalan G Obos, Jalan Seth Adji, Jalan Diponegoro, Jalan Imam Bonjol, Jalan Garuda, Sangga Buana, Mendawai Km Tjilik Riwut dan Jalan Sapan, Jalan Tambun Bngai dan beberapa daerah lainnya . Selain itu genangan air juga terjadi di Jalan Pangeran Samudera, Jalan Sisingamangaraja dan daerah Jalan Lawu, serta sejumlah kawasan permukiman padat penduduk di banyak titik kawasan dataran rendah.
“Akibat hujan deras tadi pagi genangan air ini hingga menutupi badan jalan dan masuk ke pekarangan rumah warga. Untungnya genangan air cepat turun,” ungkap Budi Yunathan, warga Tilung XII.
Menurutnya, kondisi banjir akan selalu terjadi di lingkungannya saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi serta waktu yang lama. Bisa jadi kedalaman drainase yang ada dilingkungan warga tidak mampu menampung dan mengalirkan air, hingga ia berasumsi air drainase pun meluap hingga menggenangi lingkungan.
“Drainase dan jalan di Jalan Temanggung Tilung sudah diperbaiki, tapi tetap saja sering airnya meluap. Mungkin karena banyak sampah di dalamnya sehingga menghambat air keluar menuju saluran induk,” ujarnya.
Sementara itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Palangka Raya pun segera turun ke lapangan untuk mengawasi kawasan perumahan warga yang tergenang air. Tak sedikit laporan yang masuk ke pihaknya, agar dapat dibantu mengatasi air yang semakin tinggi menggenang.
Supervisor Pusdalops Pengendalian Bencana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Balap Sipet mengatakan, pihaknya sejak pukul 07.00 WIB segera turun melalukan monitoring pada kawasan tergenang guna mengantisipasi dampak negatif.
“Setidaknya dari 17 titik yang kami pantau, semuanya tergenang dengan ketinggian yang bervariasi,” kata Balap kepada Tabengan, Jumat.
Di Jalan Hiu Putih Induk, pengaringan Jalan Seth Adji dan komplek Bangas Permai diakuinya masih dalam kondisi aman. Namun, hal berbeda terjadi di wilayah lainnya. Jalan Krakatau, tergenang air setinggi 20 cm. Lalu di kawasan Jalan Pangeran Samudra, Sisingamangaraja dan Jalan G Obos tepat di depan Bakso Arema sampai dengan karaoke Afgan tergenang air akibat luapan drainase hingga setinggi 30 sentimeter.
Kemudian kawasan Kelurahan Bukit Tunggal yakni Jalan Sapan V, rumah warga tergenang hingga 30 sentimeter dan Jalan Tjilik Riwut Km 4 di depan Rutan tergenang hingga 40 sentimeter. Lalu di Jalan Garuda tergenang setinggi 15 sentimeter dan wilayah Jalan Gurame Induk Ujung genangan air memasuki rumah warga hingga setinggi 10 sentimeter.
Selanjutnya pantauan Tim TRC di Kelurahan Palangka, kata Balap, di Jalan Belibis telah tergenang air hingga setinggi 40 sentimeter, Jalan Pangrango tergenang air setinggi 75 sentimeter dan Jalan Karakatau tergenang setinggi 75 sentimeter. Kemudian di Kelurahan Menteng terutama Jalan Temanggung Tilung diakuinya tergenang hingga 20 sentimeter, sedangkan di kawasan Kelurahan Panarung yakni Jalan Meranti Ujung telah tergenang air setinggi 100-125 sentimeter.
“Durasi genangan air ini tidak terlalu lama, karena 2 sampai 3 jam sejak hujan berhenti, air sudah kembali surut. Tampaknya daya tampung drainase disekitar pemukiman warga tak mampu menampung curah air hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat,” ujar Balap.
BMKG Prediksi Palangka Raya Aman
Sementara itu, prakirawan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, memprediksi Kota Palangka Raya mulai dari dasarian III Mei hingga dasarian I Juni 2022, berpotensi rendah bahkan aman dari banjir.
Namun, selama 6 hari ke depan, 20-26 Mei mendatang, Kota Palangka Raya dikatakannya berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang.
“BMKG tetap mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat mewaspadai potensi adanya banjir dadakan maupun genangan air dan pohon tumbang karena meningkatnya intensitas hujan lebat yang disertai angin kencang, kilat dan petir,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD Kota Palangka Raya, Wahid Yusuf turut angkat bicara mengenai fenomena genangan air akibat hujan lebat kali ini.
“Untuk masyarakat Kota Palangka Raya, hari ini memang terjadi peningkatan curah hujan sehingga hampir seluruh kota tergenang air. Bahkan ada yang mengatakan baru kali ini Palangka Raya tergenang parah. Tak bisa dipungkiri jika hal tersebut benar, namun dikarenakan sejumlah faktor,” kata Wahid.
Diakui legislator Partai Golkar ini, selain karena faktor curah hujan yang sangat tinggi, genangan air ini diakibatkan adanya faktor dimana Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya Sedang yang tengah melakukan pembuatan, perbaikan dan pembenahan jalan-jalan serta drainase vital yang ada di kota setempat.
Terlebih saat ini diakui Wahid, ada kawasan yang dibuatkan drainase baru dengan Pemasangan U-Ditch, lalu ada juga yang dilakukan perbaikan ulang serta pembersihan terhadap drainase-drainase yang rusak disejumlah titik seperti Jalan Sangga Buana dan Jalan Rajawali.
“Selain karena faktor alam, ada juga faktor lain karena pembuatan dan perbaikan yang dilakukan bersamaan. Sehingga memang hampir menggangu fungsi dari seluruh drainase yang ada di Kota Palangka Raya,” jelas Wahid.
Dilakukannya pembenaham infrastruktur tersebut secara bersamaan, kata dia, karena pengerjaan suatu pembangunan fisik terdapat batasan waktu yang ditentukan, sehingga pemerintah harua melakukan upaya pembangunan secara bersamaan.
“Dan apabila kita mengundur pengerjaan itu, kemungkinan besar akan masuk periode musim penghujan dan tahun pengerjaan suatu proyek akan berakhir atau tidak sempat selesai karena habis waktu masa kerja. Mungkin itu sedikit penjelasan bagi masyarakat kita,” pungkasnya. rgb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.