Daerah  

Pengamat Ekonomi Soroti Kenaikan Harga Sembako

PALANGKA RAYA/TABENGAN.com Pengamat ekonomi Kalimantan Tengah Fitria Husnatarina mengatakan, naiknya harga sembako beberapa minggu belakangan ini tidak lepas dari momentum sebelumnya. Ada keterkaitan dari sejumlah peristiwa lonjakan yang dialami harga beberapa komoditas sebelumnya, yang pada pergerakan updatenya tidak mengalami penurunan, tetapi justru mengalami kenaikan signifikan pada beberapa produk.
“Selain itu, juga dipicu kenaikan bahan bakar minyak, kenaikan harga bahan baku energi lainnya, yang menyebabkan dampak langsungnya pada kenaikan aktivitas produksi dan aktivitas transportasi produk atau biaya distribusi produk. Cost satuan dari produk itu merupakan agregat dari semua biaya-biaya yang dikeluarkan, sehingga dapat dikonsumsi,” kata mantan Ketua Akuntan Indonesia Kalteng itu, Senin (13/6/2022).

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Palangka Raya itu juga menjelaskan, kenaikan harga ini sangat memungkinkan terus naik karena dipicu pola konsumsi masyarakat yang meningkat, dengan jumlah produk di pasar yang konstan.

“Kita juga tidak bisa melepaskan keterkaitan semua pemicu kenaikan tersebut dengan pola produksi dan konsumsi serta perdagangan global. Karena semua keterkaitan bahan baku, bahan pendukung bahan baku, tenaga kerja, penggunaan energi punya keterkaitan erat dengan apa pun yang terjadi di pasar global dan kebijakan-kebijakan yang diambil sebagai respons pemerintah terhadap hal tersebut,” beber Fitria.

Fitria menganggap penting mitigasi bagi inflasi yang terjadi atas produk komoditas tersebut. Sebab, dengan melakukan mitigasi, maka strategi untuk menjaga kecukupan distribusi sembako di pasar atau menjaga agar sembako tidak menjadi langka.

Selanjutnya, hal tersebut merupakan strategi penguatan pasar dengan memberikan stimulus bagi pedagang yang dapat berupa stimulus diskon produk, stimulus jalur distribusi, stimulus produk sembako yang bisa menjadi substitusi (produk pengganti).

Di samping itu, lanjut Fitria, mitigasi menciptakan infrastruktur industri sembako yang siklusnya lebih kepada pemenuhan kebutuhan secara regional/lokal dan intervensi APBN/APBN pada triwulan III dan IV tahun 2022 yang lebih berfokus kepada penanganan inflasi terhadap produk-produk sembako ini.

Fitria juga mengatakan, jaminan atas ketersediaan produk siap konsumsi serta energi siap konsumsi ini benar-benar menjadi pemicu dari kenaikan harga sembako. Pertimbangan pengalihan bahan baku produk atau bahan baku energi kepada komoditas lainnya (energi pengganti) pun tidak akan menjadi solusi optimal bagi upaya mitigasi inflasi harga sembako.

“Antrean menunjukkan perilaku preventif sosial dari masyarakat atas proyeksi semakin langkanya bahan bakar di masa depan,” ucapnya. dsn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.