Daerah  

Warga Tolak Penutupan SDN 14 Palangka

PALANGKA RAYA/TABENGAN.com– Rencana penutupan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 14 Palangka di Jalan Mendawai Kota Palangka Raya, mendapat penolakan dari warga. Menindaklanjuti itu, dilakukanlah mediasi oleh pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya bersama Inspektorat, Tim Ahli Universitas Palangka Raya (UPR) dan para orang tua siswa, Jumat (17/6/2022).

Pantauan di lapangan, sejumlah orang tua siswa berkumpul di sekolah tersebut. Mereka berharap SDN 14 Palangka tidak ditutup. Selain itu, kondisi sekolah juga memerlukan sejumlah perbaikan di beberapa titik. Apalagi bangunan tersebut berdiri di atas jalan gantung, dengan posisi yang cukup tinggi.

Terlihat juga bangunan kelas yang rusak, bahkan tampak miring akibat pondasinya tidak sanggup menahan beban bangunan. Memang info di lapangan menyebut sekolah itu akan ditutup, karena kondisinya yang dinilai memprihatinkan dan rawan.

Menurut Gepak Pirman, salah satu orang tua siswa, yang juga warga Mendawai, pihaknya berharap agar dinas terkait, khususnya jajaran Pemko dan lainnya bisa memikirkan nasib SDN 14 Palangka.

“Kami sebagai warga Mendawai dan orang tua murid berharap sekolah ini tetap ada dan tetap dibangun,” ujarnya kepada Tabengan, Jumat (17/6/2022).

Memang pihaknya telah melakukan pertemuan dengan jajaran dinas terkait, dan disampaikan bahwa aset dari sekolah itu akan dihapus. Sebagai orang awam, pihaknya mempertanyakan dihapus ini apakah mengarah pada penutupan sekolah atau konsep lainnya.

Bahkan, ujarnya, penghapusan yang akan direncanakan, diduga berdasarkan beberapa asumsi seperti tanah yang labil, faktor keselamatan dan minimnya penganggaran.

Pirman menceritakan, kesulitan yang akan dihadapi pihaknya apabila sekolah itu ditutup, jelas anak-anak akan sekolah ke luar dari wilayah Mendawai. Tentunya akan memerlukan jarak yang jauh dan memerlukan biaya yang nilainya tidak sedikit.

“Satu-satunya SD Negeri di Mendawai ini hanya sekolah ini, kalau harus pindah, kami yang kebanyakan bekerja sebagai buruh atau sebagian juga bertani, kesulitan mengantar anak, bahkan menjemput apabila siang hari,” ucapnya.

Sementara itu, warga lainnya, yang enggan disebutkan namanya menuturkan, sekolah ini sudah berdiri hampir 26 tahun lebih. Terkait faktor keselamatan, pemerintah bisa memikirkan bagaimana caranya dilaksanakan rehab total, agar anak-anak bersekolah dengan aman.

“Kita orang tua tidak memaksa harus ada pembangunan baru untuk sekolah ini. Tapi paling tidak, direhab atau diperbaiki beberapa bangunan yang memerlukan perbaikan,” ujarnya.

Diceritakannya, memang dulu pernah ada perehaban terhadap beberapa bangunan. Untuk bangunan roboh, pihaknya tidak mengetahui penyebab utamanya, apakah dikarenakan faktor alam atau indikasi kualitasnya kurang sesuai harapan.

Kegiatan Belajar Direlokasi

Plt Kepala Disdik Kota Palangka Raya Jayani mengakui, para orang tua siswa khawatir jika SDN 14 akan dihapuskan mengingat kondisinya yang sudah cukup memprihatinkan.

“Mereka sampaikan kepada kami khawatir kalau sekolah itu dihapuskan dan dilebur dengan sekolah lain. Anak-anak mereka merasa keberatan jika harus bersekolah di tempat baru dengan guru dan tenaga pengajar yang baru pula. Namun kami jelaskan, bukan seperti itu kebijakan yang akan kami ambil,” kata Jayani saat dikonfirmasi, Jumat.

Dijelaskannya, berdasarkan hasil uji tanah (sondir) dari tim peneliti UPR menemukan kondisi tanah lempung di bawah bangunan SDN 14 Palangka sudah sangat tidak layak dan memenuhi syarat untuk berdirinya bangunan. Bahkan, bangunan berupa rumah dan jalan di sekitarnya, sudah mulai ada yang turun. Apabila sekolah hanya direnovasi dan tetap dipakai untuk kegiatan sekolah, maka bangunan akan kembali ambruk dan sangat berbahaya bagi siswa dan guru.

“Daya dukung tanah di bawah bangunan SDN 14 Palangka sudah tidak memadai. Bahaya kalau masih ada aktivitas di sekolah itu. Makanya kami berinisiatif untuk mengambil langkah jangka pendek dengan merelokasi sekolah. Bukan menghapuskan sekolah seperti yang dikhawatirkan para orang tua siswa,” bebernya.

Rencana relokasi tersebut, tambah Jayani, akan dilakukan di SDN 6 Palangka ataupun SDN 1 Palangka yang berada di Jalan Tjilik Riwut km 1. Seluruh tenaga pengajar di SDN 14 Palangka pun sementara waktu akan dilebur pada 2 sekolah tersebut.

Bahkan, untuk SDN 1 Palangka, dikatakannya, saat ini mengalami kekurangan siswa, sehingga akan tepat jika siswa dari SDN 14 Palangka direlokasi ke sana.

“Jika memang ternyata siswanya nanti jadi overload atau kelebihan kapasitas, kita masih bisa berlakukan sekolah pagi/siang. Bergantian masuk sekolah. Guru-gurunya juga akan kita relokasikan ke sana, jadi murid tak perlu khawatir. Alhamdulillah, orang tua juga bisa menerima penjelasan kami. Baik secara teknis atas kondisi tanah di SDN 14, ataupun rencana relokasi di sekolah baru,” ujar Jayani.

Sampai berapa lama pihaknya harus memindahkan kegiatan belajar mengajar siswa SDN 14 Palangka di tempat baru, diakui Jayani tergantung pada seberapa cepat pihaknya menemukan lahan baru yang aman dan nyaman untuk sekolah. Paling tidak, akan dibutuhkan waktu selama 1 tahun sampai sekolah SDN 14 Palangka yang baru didirikan.

“Mulai hari Senin nanti, seluruh aktivitas di bangunan SDN 14 Palangka yang lama akan dihentikan. Untuk penerimaan siswa baru, kami persilakan untuk sekolah SDN 14, SDN 1 dan SDN 6 merembukkannya. Bagaimana skema penerimaannya dan sistem belajarnya nanti,” pungkas Jayani. drn/rgb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.