PALANGKA RAYA/TABENGAN.com– Sejumlah ruas jalan yang menghubungkan Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami kerusakan cukup memprihatinkan. Pengendara harus hati-hati agar terhindar dari kecelakaan. Parahnya lagi, upaya perbaikan jalan terkendala anggaran.
Kepala Satuan Kerja Balai Jalan P Riwanto Marbun menjelaskan, ada sejumlah penyebab jalan yang menghubungkan Kalteng-Kalsel kerap mengalami kerusakan. Pertama, jalur tersebut satu-satunya yang menghubungkan kota besar di Kalteng ke Kalsel. Artinya, arus lalu lintas sangat padat menggunakan jalur tersebut.
Kedua, lanjut Marbun, kendaraan yang masuk kategori Over Dimensi Over Loading (ODOL) juga turut berkontribusi dalam menimbulkan kerusakan. Kendaraan ODOL adalah kendaraan yang spesifikasinya melebihi kapasitas kendaraan itu sendiri, dan juga melebihi kekuatan jalan.
Penyebab terakhir, pasang surut air. Ketika air naik, maka struktur jalan akan padat terisi air. Berbeda pada musim kemarau, pondasi jalan akan menimbulkan rongga.
Rongga pada pondasi jalan, kata Marbun, ditambah dengan kendaraan ODOL yang melintas membuat struktur jalan akan mengalami kerusakan. Ini adalah beberapa hal dihadapi balai dalam mengelola jalan yang menghubungkan Kalteng-Kalsel. Namun demikian, balai melalui kontraktor secara rutin melakukan pemeliharaan berupa agregat, maupun yang lainnya.
“Kita akui, melakukan perbaikan jalan Kalteng-Kalsel akan sangat terkendala anggaran yang sangat besar. Sementara anggaran yang dialokasikan bagi balai sendiri sangat terbatas. Sebab itulah, pemeliharaan yang dapat dilakukan secara rutin dalam mengurangi tingkat kerusakan jalan Kalteng-Kalsel,” kata Marbun, saat dikonfirmasi terkait kondisi jalan Kalteng-Kalsel yang mengalami kerusakan cukup parah, Selasa (21/6/2022).
Pemeliharaan, jelas Marbun, juga terkendala cuaca. Umumnya dapat diprediksi kapan musim penghujan dan musim panas. Kondisi sekarang tidak jarang sering kali hujan turun, sehingga proses pemeliharaan juga menjadi terkendala. Balai juga sudah meminta para kontraktor untuk dapat mempercepat proses pemeliharaan.
Tahun 2022 ini, ungkap Marbun, memang tidak terdapat anggaran untuk melakukan perbaikan jalan secara menyeluruh. Semua anggaran kembali di pusat. Minimnya anggaran yang dialokasikan membuat upaya pemeliharaan menjadi salah satu opsi yang dapat dilakukan. ded