*) Jembatan Aliong Jalan Ahmad Yani Tenggelam
PANGKALAN BUN/TABENGAN.CO.IC– Derasnya arus air menyebabkan tenggelamnya Jembatan Aliong di Jalan Ahmad Yani, Dusun Semanggang, Kecamatan Pangkalan Banteng, Akibatnya terjadi penumpukan kendaraan yang mengular dari arah Pangkalan Bun lantaran harus antri melintas. Menyikapi kondisi tersebut, anggota kepolisian dari Polsek Pangkalan Banteng dan Koramil Kodim 1014/PBN saling bahu membahu mengatur kelancaran lalu lintas untuk mengurai kemacetan.
Kapolsek Pangkalan Banteng, Iptu Faisal Firman Gani yang mengatakan, jembatan Aliong yang terendam banjir ini sangat menghambat jalur lalu lintas, dan saat ini ketinggian air kurang lebih setinggi di atas mata kaki sampai lutut orang dewasa.
“Arus sangat deras, sehingga pengguna kendaraan perlu kewaspaan saat melintas, demi keselamatan pengguna kendaraan yang boleh melintas hanya Untuk kendaraan roda 4 atau lebih sudah bisa melewati jalan tersebut, namun untuk kendaraan roda 2 disarankan untuk tidak melintas,” Kata Kapolsek Pangkalan Banteng Iptu Faisal Firman Gani, Kamis (30/6).
Lanjut dia, sementara itu situasi arus lalu lintas di seputaran Jalan Ahmad Yani sedikit mengalami penumpukan kendaraan dikarenakan bergantian untuk melintas.
Sementara itu, akibat tingginya curah hujan belakangan ini, 2 jembatan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) putus. Hal itu berdampak terganggunya aktivitas masyarakat setempat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kobar Syahruni mengatakan, intensitas curah hujan menyebabkan jembatan yang ada di Desa Pandu Sanjaya, Kecamatan Pangkalan Lada ambruk terbawa arus.
Selain itu, arus juga menggerus Jalan Aspek Paper, jalan milik PT Korintiga Hutani yang menghubungkan ke Kecamatan Arut Utara. Saat ini pihak BPBD Kobar telah menurunkan Tim TRC ke kedua lokasi kejadian tersebut.
“Curah hujan sangat tinggi yang terjadi pada Rabu (29/6/2022), menyebabkan terjadinya banjir di beberapa wilayah yang selama ini masuk dalam rawan banjir. Ada 2 titik akses yang tergerus arus deras, yakni di Desa Pandu Sanjaya dan Jalan Aspek milik PT Korintiga Hutani. Kami pun telah menurunkan tim tanggap darurat bencana,” ujar Syahruni kepada Tabengan, Kamis (30/6/2022).
Bahkan, lanjutnya, genangan air kini mulai mengganggu aktivitas masyarakat yang melintas di jalan penghubung Kecamatan Kotawaringin Lama-Pangkalan Bun, tepatnya di km 30. Ada beberapa titik di ruas jalan tersebut terendam air, sehingga masyarakat harus waspada saat melintas di jalan tersebut.
PT KTH Kerahkan Alat Berat
PT Korintiga Hutani (KTH) mengerahkan 2 alat berat untuk memperbaiki ruas jalan yang tergerus arus deras. Banjir telah memutuskan akses jalan menuju Kecamatan Arut Utara atau tepatnya di Desa Sungai Kuning, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kamis (30/6).
Manajer Umum PT KTH Rais Sugito mengatakan, begitu mendapat laporan putusnya ruas jalan di km 25, pihaknya langsung turun memperbaiki. Jalan tersebut milik PT KTH, tetapi merupakan akses jalan utama masyarakat untuk menuju ke Kecamatan Arut Utara.
“Saat ini jalan sedang proses perbaikan. Kami langsung mengerahkan pekerja dan alat berat, karena jalan yang tergerus oleh banjir itu memang milik kami, sehingga kami harus bergerak cepat agar aktivitas kembali normal,” kata Rais.
Rais menambahkan, pihaknya menurunkan alat berat dan material lainnya untuk menimbun jalan yang tergerus oleh arus sangat deras. Upaya tersebut untuk memudahkan dan mempercepat penanganan.
“Proses perbaikan diharapkan dapat selesai hari ini juga, mengingat jalan tersebut merupakan poros utama untuk armada perusahaan dan masyarakat. Mudah-mudahan cuaca bersahabat dan tidak hujan, sehingga hari ini juga bisa fungsional,” ucap Rais.
Sementara itu, Kepala BPBD Kobar Syahruni menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak PT KTH yang bergerak cepat memperbaiki ruas jalan yang tergerus banjir.
“Pihak perusahaan menargetkan 1 hari selesai, karena mereka menggunakan alat berat aramco. Menunggu pekerjaan perbaikan rampung, akses jalur alternatif bagi pengguna jalan dialihkan sementara melalui Desa Sungai Kuning-Sidomulyo dan Desa Kebun Agung kemudian Desa Arga Mulya,” kata Syahruni. c-uli