Dituduh Sebagai Tentara Bayaran Untuk Ukraina, Tiga Pejuang Asing Dijatuhi Hukuman Mati

Redaksi

Dituduh Sebagai Tentara Bayaran Untuk Ukraina, Tiga Pejuang Asing Dijatuhi Hukuman Mati

Corong Nusantara – Pengadilan pro-Rusia di Republik Rakyat Donetsk pada Kamis (6 September 2022) memvonis mati tiga orang asing.

Ketiga pejuang asing itu didakwa dengan “tentara bayaran” Ukraina, menurut media pemerintah Rusia RIA Novosti.

Dewan Perwakilan Rakyat mengatakan tiga pejuang Inggris, Aiden Aslin, Sean Boehner dan Maroko Ibrahim Saadoun, adalah pejuang asing yang ditangkap oleh pasukan Rusia di Mariupol, Ukraina pada bulan April.

RIA Novosti mengatakan tiga orang akan ditembak.

Rusia adalah satu-satunya negara yang menganggap Republik Demokratik Rakyat Korea merdeka.

Wilayah ini dan institusinya tidak diakui oleh komunitas internasional dan dianggap sebagai bagian dari Ukraina.

Kelompok pemantau independen telah lama mengutuk separatis untuk hak asasi manusia dan catatan pelecehan tahanan.

Pemerintah Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa mereka menganggap semua pelamar asing sebagai prajurit militer dan sah yang layak diperlakukan sebagai tawanan perang di bawah Konvensi Jenewa.

Kantor berita RIA Novosti mengatakan “Ketua Komite Kehakiman” Donetsk dapat “mengajukan banding atas putusan tersebut dalam waktu satu bulan”.

Setelah hukuman mati dijatuhkan, media pemerintah Rusia TASS melaporkan bahwa salah satu pengacara terdakwa, Pavel Kosovan, mengatakan kliennya akan mengajukan banding atas putusan tersebut.

Baca Juga :  Kena Sanksi, Orang Kaya Rusia Justru Semakin Kaya

korespondensi bahasa Inggris

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan keputusan itu “sama sekali tidak dapat dibenarkan”.

“Saya mengutuk keras hukuman Aiden Aslin dan Sean Boehner yang ditahan oleh agen Rusia di Ukraina timur. Mereka adalah tawanan perang.”

“Ini adalah penilaian yang salah tanpa pembenaran. Saya pikir dengan keluarga. Kami masih melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan di Twitter.

Böner sebelumnya bertugas di militer Inggris, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Badan Luar Negeri dan Pembangunan Inggris pada bulan April.

Beberapa teman Sadun mengatakan kepada CNN bahwa ia awalnya datang ke Ukraina untuk belajar di universitas dan mendaftar di tentara Ukraina pada tahun 2021.

Keluarga Aslin mengatakan mereka bekerja dengan Kementerian Luar Negeri Inggris dan pemerintah Ukraina untuk membawanya pulang pada Rabu setelah House of Commons merilis video propaganda yang menunjukkan dia dan dua pria lainnya muncul di pengadilan.

Also Read