Corong Nusantara – Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mengungkapkan apresiasi terhadap Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengajukan namanya sebagai bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan mendampingi Prabowo Subianto, Ketua Umum Gerindra.
Meskipun demikian, Erick menegaskan bahwa saat ini ia masih fokus pada tugasnya sebagai pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam sebuah wawancara dengan Kompas TV pada Jumat (7/7/2023), Erick menyatakan, “Saya sudah mengatakan bahwa saya loyal kepada Bapak Presiden, karena saya merupakan pembantunya.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Erick masih berkomitmen untuk mendukung Jokowi dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Erick juga menekankan bahwa saat ini masih terlalu awal untuk menentukan pasangan calon dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ia mengatakan, “Membicarakan pilihan calon Presiden dan Wakil Presiden saat ini masih terlalu dini.” Hal ini menunjukkan bahwa Erick berpendapat bahwa masih perlu waktu untuk mempertimbangkan dan memilih calon yang tepat.
Selain itu, Erick juga menyadari bahwa menemukan sosok Cawapres yang cocok untuk mendampingi seorang Calon Presiden bukanlah hal yang mudah.
Ada berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk kesesuaian visi dan misi serta kemampuan bekerja sama di antara keduanya. Erick juga menyoroti pentingnya dukungan dari elit partai untuk mencapai kelancaran dalam kontestasi Pilpres.
Erick menjelaskan, “Sebagai Cawapres, harus ada kesesuaian dengan calon Presidennya, dan setidaknya 20 persen dukungan dari elit partai.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Erick memahami bahwa persetujuan dan dukungan dari elite partai politik memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan diusung.
Dengan sikap loyalitasnya terhadap Jokowi dan fokusnya pada tugas sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan bahwa saat ini ia belum mempertimbangkan menjadi Cawapres dan memilih untuk tetap setia pada perannya sebagai pembantu Presiden.
Meskipun PAN telah mengajukan namanya, Erick tetap berpendapat bahwa saat ini adalah waktu yang belum tepat untuk membahas dan memilih pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden.
Erick juga menyadari bahwa pencarian Cawapres yang cocok dan mendapatkan dukungan dari elite partai adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu dan pertimbangan yang matang.
