ROKET CHINA JATUH DI KOBAR

Redaksi

PANGKALAN BUN/Corong Nusantara- Hasil pemeriksaan Tim Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap benda asing yang ditemukan warga Desa Sungai Cabang di Teluk Ranggau, akan dilanjutkan oleh Tim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Sebab, benda asing itu ternyata roket milik China National Space Administration (CNSA).
Rabu (06/01/2021) siang, 2 orang Tim Investigator KNKT tiba di Bandara Iskandar Pangkalan Bun, dan langsung menggelar rapat di ruang Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Iskandar Pangkalan Bun. Rapat dihadiri Asisten I Setda Kobar Tengku Alisyahbana, Kapolres Kobar, Dandim 1014 Pangkalan Bun, Danlanud Iskandar Pangkalan Bun, KSOP Kumai dan UPBU Iskandar Pangkalan Bun.
“Berdasarkan hasil rapat tadi, telah dibentuk tim yang dipimpin langsung oleh Asisten I Setda Kobar Tengku Alisyahbana, meski sebelumnya telah dibentuk Tim Quick Respon yang telah datang langsung ke lokasi penemuan benda asing tersebut,” kata Masruri, Tim Investigator KNKT.
Menurut Masruri, penyelidikan tentang benda asing itu akan dilanjutkan oleh LAPAN. Saat ini tim dari Balai Lapan Pontianak telah terbentuk, dan dalam waktu dekat tiba di Pangkalan Bun. Tim dari LAPAN akan dipimpin oleh Dr Rhorom Priyatikanto.
“Karena benda yang ditemukan ini merupakan serpihan pesawat antariksa milik CNSA, maka LAPAN yang akan melanjutkan, termasuk benda tersebut akan digeser ke mana, menunggu keputusan dari LAPAN. Yang jelas saat ini benda itu masih di lokasi,” jelas Masruri.
Masruri menambahkan, KNKT sampai turun langsung ke Pangkalan Bun karena berdasarkan laporan, benda asing yang ditemukan itu merupakan badan pesawat, tetapi begitu diteliti ternyata milik Badan Antariksa China.
Menurut Masruri, serpihan tersebut benda uji coba untuk satelit, dan dapat dipastikan itu bukan milik militer. Sedangkan mengenai benda lain yang ditemukan dekat lokasi benda asing itu, menunggu hasil pemeriksaan dari LAPAN Pontianak.
LAPAN Deteksi Objek Terbang Rendah
Sementara itu, LAPAN menyatakan benda mirip potongan badan pesawat terbang yang jatuh di Teluk Kramat, Kalimantan Tengah pada Selasa (5/1), merupakan bagian dari roket Chang Zheng (Long March) milik China.
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan, roket itu digunakan untuk peluncuran satelit navigasi Beidou 3-IGSO-3 pada 4 November 2019.
“Objek bertuliskan CNSA di Kalimantan menurut analisis orbit sampah antariksa adalah bagian roket CZ-3B (Long March -3B) dengan nomor catalog 4470,” kata Thomas dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (6/1).
Dalam keterangan resmi, LAPAN menerangkan benda berukuran sekitar 3 x 4 meter itu jatuh pada Senin (4/1), dan telah diperiksa oleh aparat setempat.
LAPAN membeberkan, sempat mendeteksi objek yang melintas rendah di atas wilayah Indonesia pada 4 Januari 2021. Sekitar pukul 14.01 WIB, sistem pemantauanorbit.sains.lapan.go.id mendeteksi 4 objek yang melintas di atas wilayah Indonesia dengan ketinggian rendah.
Salah satu objek, CZ-3B R/B yang memiliki nomor katalog NORAD 44710 merupakan objek yang jatuh di Teluk Kramat. Kala itu, objek mencapai ketinggian minimum (perigee) sekitar 121 kilometer di atas permukaan bumi dan ketinggian maksimumnya hampir 11.500 kilometer.
Model peluruhan orbit yang diadopsi, lanjut LAPAN, memperkirakan bahwa bekas roket tersebut akan mengalami re-entry pada Maret 2021. Dengan input yang sedikit berbeda, model peluruhan sempat memberikan prediksi re-entry pada 4 Januari 2021.
“Simpangan waktu prediksi re-entry tersebut wajar terjadi, terlebih untuk objek yang memiliki orbit lonjong. Berdasarkan pemantauan virtual orbit benda jatuh antariksa yang telah dilakukan, objek nomor 44710 dianggap sebagai benda antariksa yang paling mungkin jatuh di pesisir Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada 4 Januari 2021,” jelas LAPAN.
LAPAN menyebutkan ada beberapa indikasi yang membantu identifikasi objek. Pertama, struktur yang ditemukan berbentuk segmen tabung kulit dengan diameter 3-5 meter. Di salah satu sisinya tergambar bendera Tiongkok serta logo CNSA yang tampak sedikit terbakar.
Segmen kulit tabung tersebut, jelas LAPAN, juga masih tampak berwarna putih dengan sedikit bekas terbakar di beberapa bagian.
“Indikasi tersebut disertai analisis orbit yang disebutkan sebelumnya mengarah pada dugaan bahwa benda yang ditemukan merupakan bagian luar roket Chang Zheng 3B yang diluncurkan 4 November 2019 lalu,” ungkap LAPAN.
Namun, LAPAN mengklaim ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan. Benda yang mengalami re-entry akan mengalami gesekan dengan atmosfer hingga memanas dan terbakar. Sebagian besar benda akan terbakar atau setidaknya akan tampak hangus ketika mencapai permukaan bumi.
LAPAN menyebut, adanya benda dengan material ekstra kuat yang dapat bertahan dan menyisakan bagian yang mencapai permukaan bumi. Proses re-entry juga dapat disertai ledakan yang akan mencerai-beraikan roket. Selubung luar roket juga dapat terkoyak tak beraturan.
“Pemikiran ini membuat kesimpulan, bahwa benda yang jatuh di Kotawaringan Barat merupakan bekas roket CZ-3B menjadi tidak sepenuhnya meyakinkan,” demikian keterangan LAPAN. c-uli/cn-com

Also Read

Tags