Survei Indikator Politik Indonesia: Tren Elektabilitas PDIP Terendah Dalam 2 Tahun Terakhir

Redaksi

Survei Indikator Politik Indonesia: Tren Elektabilitas PDIP Terendah Dalam 2 Tahun Terakhir

Corong Nusantara – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menerbitkan survei elektabilitas partai politik jika pemilu dilakukan saat ini.

Alhasil, PDIP menempati urutan pertama dengan 23,7%, disusul Gerindra (11,4%), Partai Golkar (10,9%), PKB (9,8%), Partai Demokrat (9,1%), dan PKS (5,5%).

Namun, Burhanuddin Muhtadi, Diektur Ekesekutif Indikator Politik Indonesia mengatakan, tren kelayakan survei PDIP adalah yang terendah dalam dua tahun terakhir.

Burhanuddin menjelaskan, dengan turunnya peringkat persetujuan Presiden Jokowi menjadi 59,9%, maka eligibilitas PDIP juga menurun.

“Pola yang paling terpengaruh ketika persetujuan Pak Jokowi turun adalah PDIP, dan data menunjukkan demikian. Jadi PDIP pada April naik 23,7%, turun dari sebelumnya 26,8, meski masih memimpin. 2022-04-26) Dalam survei yang diterbitkan virtual, “masih unggul, tetapi kurang memenuhi syarat dibandingkan Februari”.

Dia mengatakan tidak ada yang berubah secara signifikan untuk partai lain seperti Gerindra, Golkar, PKB dan Demokrat.

Burhan menambahkan, tren PDIP bukanlah yang terendah dalam studi tersebut. Burhan mengatakan PDIP memiliki tingkat kelayakan 21-22% sebelum pemilu 2019.

Tapi melihat data, PDIP mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. Jadi, kualifikasi PDIP paling rendah dalam dua tahun terakhir. Karena rating persetujuan Presiden Jokowi pada April relatif rendah karena masalah minyak goreng. “ucap Burhan.

Baca Juga :  Alasan PPP Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo Jadi Bakal Capres 2024: Berasal Dari Keluarga NU

Jadi jangan remehkan minyak goreng. Minyak goreng mungkin terlihat sederhana, tetapi memiliki dampak unik pada politik.”

Seperti diketahui, survei ini dilakukan setelah aksi protes mahasiswa besar-besaran terhadap penundaan pemilihan umum 14-19 April 2022 dan wacana masa jabatan presiden ketiga.

Populasi yang disurvei adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yaitu berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah pada saat survei.

Dasar 1.220 orang dipilih melalui metode pemilihan acak multi-langkah.

Metode simple random sampling mengasumsikan kesalahan sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan 1.220 responden sebagai sampel default.

Sampel diambil dari seluruh provinsi yang berdistribusi proporsional.

Responden yang dipilih diwawancarai tatap muka oleh pewawancara terlatih.

Pengendalian kualitas hasil wawancara dilakukan dengan cara memilih secara acak 20% dari total sampel supervisor dan menandatangani kembali responden terpilih (stick control). Tidak ada kesalahan serius yang ditemukan selama kontrol kualitas.

Also Read