Elektabilitas Naik Sejak 2009 Hingga Jadi Menhan, Modal Gerindra Dan Prabowo Menangkan Pilpres 2024

Redaksi

Elektabilitas Naik Sejak 2009 Hingga Jadi Menhan, Modal Gerindra Dan Prabowo Menangkan Pilpres 2024

Corong Nusantara – Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menilai naiknya elektabilitas Gerindra sejak 2009 serta Prabowo Subianto kini jadi Menteri Pertahanan kabinet Presiden Jokowi jadi modal Gerindra dan Prabowo menangkan Pilpres 2024 mendatang.

“Saya kira Gerindra itu sejak 2009 hingga 2014 naik secara signifikan mungkin bagian dari efek Prabowo maju Pilpres meski hanya sebatas cawapres Megawati. Jadi ada efek ekor jas yang dirasakan secara signifikan,” kata Adi, Jumat (17/3/2023)

Adi melanjutkan begitu juga di tahun 2014 hingga 2019 Gerindra juga naik meski tidak terlampau signifikan kisaran satu persen. Tentu itu juga bagian dari efek ekor jas karena Prabowo bisa maju dalam pilpres.

“Tentunya kenaikan Gerindra dari tahun ke tahun menjadi bekal Prabowo untuk maju kembali 2024. Sementara pada saat yang bersamaan bekal yang kedua Prabowo jadi Menhan dari Koalisi Jokowi. Karena sangat mungkin secara perlahan juga sudah mulai mendapatkan dukungan dari pendukung Jokowi secara perlahan,” lanjutnya.

Menurut Adi dua modal itu bakal menjadi pegangan Gerindra dan Prabowo Subianto untuk maju menangkan Pilpres 2024 mendatang.

“Dua modal yang sepertinya membuat Prabowo cukup percaya diri 2024 tetap maju terus bertarung dan sangat yakin bisa memenangkan pertarungan,” tutupnya.

Baca Juga :  Soal Kepastian Sandiaga Uno Segera Gabung PPP, Ini Kata Arsul Sani

Adapun sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono mengungkapkan, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, paling berpeluang menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres), untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Hal itu disampaikannya menanggapi isu atau wacana Prabowo berduet dengan politikus PDIP Ganjar Pranowo.

Budi mengingatkan bahwa saat ini Gerindra telah membangun kerja sama dengan partai pimpinan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

“Kalau boleh saya katakan, karena kita sekarang ini lagi ada koalisi dengan PKB, saya rasa Pak Muhaimin Iskandar adalah calon terkuat untuk menjadi pendampingnya Pak Prabowo,” kata Budi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/3/2023).

Atas dasar itu, Budi mengatakan bahwa penentuan calon presiden (capres) dan cawapres akan ditentukan oleh Prabowo dan Cak Imin.

“Di dalam kerja sama politik tersebut saya ingatkan kembali bahwa mengenai capres dan cawapres itu akan ditentukan oleh Pak Prabowo dan Pak Muhaimin,” ucapnya.

Wacana Peluang Duet Prabowo-Ganjar

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo membuka peluang duet Prabowo-Ganjar.

Hal itu sesuai Prabowo dan Ganjar mendampingi Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat kunjungan kerja (Kunker) di Kebumen, Jawa Tengah.

Baca Juga :  PPP Ungkap 3 Alasan Mendukung Ganjar Pranowo Sebagai Calon Presiden Di Pilpres 2024

“Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut Pak Prabowo dengan catatan Pak Prabowo calon presiden saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden,” kata Hashim di Museum Joang 45, Jakarta, Minggu, (12/3/2023).

Menurut Hashim, hal itu dikarenakan Prabowo jauh lebih senior dibandingkan dengan Ganjar.

“Pak Prabowo jauh lebih senior, lima belas tahun lebih tua, pengalamannya berbeda. Saya kira kalau Pak Ganjar mau ikut, mau diduetkan dengan Pak Prabowo. Saya kira kami terbuka untuk itu, Pak Ganjar sebagai calon wakil presiden,” ujarnya.

Respons PDIP

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa calon presiden (Capres) harus berasal dari kader PDI Perjuangan.

Hal itu disampaikan Hasto menjawab soal peryataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang membuka kemungkinan menduetkan Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo.

Namun, posisi Capres harus Prabowo dan Cawapres adalah Ganjar Pranowo.

“Ya penawaran kerjasama tentu saja dalam rangka calon presiden, berasal dari PDI Perjuangan,” kata Hasto saat ditemui di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (13/3/2023).

Sedangkan, kata Hasto, untuk membahas soal calon wakil presiden itu dapat berasal sesuai dengan konfigurasi politik yang ada dan kerjasama antar partai politik

Baca Juga :  Surya Paloh: Saya Juga Cocok Jadi Cawapres Anies

“Artinya harus disepakati bersama sama, oleh partai politk yang membangun kerjasama tersebut, mengingat calon presiden dan calon wakil presiden diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik,” terang Hasto.

Hasto menambahkan, sesuai amanat dari Ketua Umum DPP DPIP Megawati Soekarnoputri di HUT ke-50 partai, ditegaskan bahwa capres berasal dari kader partai berlambang banteng moncong putih itu.

Pasalnya, lanjut Hasto, partai telah melakukan proses kaderisasi secara sistemik, serta melakukan penugasan terhadap kader-kader partai baik di tingkat Nasional maupun daerah dalam perspektif yang ideal.

“Partai mengusung calon presiden dari kader internal partai, itulah yang diperjuangkan oleh PDI Perjuangan,” jelasnya.

Also Read