Surat Al Qadr Ayat 1-5: Tulisan Arab/Latin

Redaksi

Surat Al Qadr Ayat 1-5: Tulisan Arab/Latin

Corong Nusantara – Surat Al Qadr adalah surat ke-97 di dalam kitab suci Al-Qur’an. Surat ini terdiri dari 5 ayat dan memiliki arti kemuliaan.

Ayat-ayat Al Qadr berisi penjelasan Allah SWT tentang malam Lailatul-Qadr, dikutip dari laman Quran Kemenag.

Malam Lailatul-Qadr adalah malam mulia karena merupakan waktu turunnya Al-Qur’an dan malam bersyukur kepada Allah atas kebajikan serta kenikmatan yang dikaruniakan-Nya.

Untuk penjelasan selengkapnya, simak bacaan surat Al Qadr dengan tulisan arab dan latin, arti dalam bahasa Indonesia, serta tafsir singkat berikut ini.

Surat Al Qadr ayat 1-5

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrahmannirrahiim.

Artinya: Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ – ١

1. innaa anzalnaahu fii laylati alqadri

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ – ٢

2. wamaa adraaka maa laylatu alqadri

Artinya: Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ – ٣

3. laylatu alqadri khayrun min alfi syahrin

Artinya: Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ – ٤

4. tanazzalu almalaa-ikatu waalrruuhu fiihaa bi-idzni rabbihim min kulli amrin

Artinya: Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.

Baca Juga :  Bacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW Lengkap Dengan Tulisan Arab Dan Latin

سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ – ٥

5. salaamun hiya hattaa mathla’i alfajri

Artinya: Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Tafsir singkat surat Al Qadr ayat 1-5

1. Ayat 1:

Al-Qur’an adalah kitab suci yang mulia.

Surah al-Qadr menunjukkan turunnya kitab suci Al-Qur’an pertama kali dan sekaligus dari Lauh Mahfudh ke langit dunia.

Kemudian, Al Quran diturunkan berangsur-angsur dari langit dunia kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari.

Manusia sangat memerlukan Al-Qur’an sebagai pedoman yang menjelaskan sesuatu yang mereka ragukan dalam hal-hal yang berhubungan dengan soal-soal keagamaan atau masalah-masalah duniawi.

Al-Qur’an juga menerangkan kepada mereka kejadian manusia dan kejadian yang akan datang ketika datangnya hari kebangkitan.

Manusia memerlukan pegangan tersebut karena tanpa Al Quran mereka tidak dapat memahami prinsip-prinsip kemaslahatan yang sebenarnya untuk membentuk peraturan-peraturan dan undang-undang.

Manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama dan petunjuk rohani yang menentukan ukuran dan nilai sesuatu setelah mengetahui secara ilmiah keadaan dan khasiat sesuatu.

2. Ayat 2:

Ungkapan Lailatul Qadr baru disebut oleh Al-Qur’an dalam ayat pertama surah ini sehingga Allah perlu menjelaskan artinya dan menggugah perhatian Nabi tentangnya.

Baca Juga :  Bacaan Surat Yasin dan Tahlil, Dilengkapi Dengan Lafal Latin dan Artinya

Kemudian, Allah menyatakan keutamaan Lailatul-Qadr yang tidak dapat diketahui oleh para ulama dan ilmuwan, bagaimanapun tingginya ilmu pengetahuan mereka.

Pengertian dan pengetahuan Nabi-Nya pun tidak sanggup menentukan kebesaran dan keutamaan malam itu.

Hanya Allah yang mengetahui segala hal yang gaib, yang menciptakan alam semesta, yang mewujudkannya dari tidak ada menjadi ada.

3. Ayat 3:

Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan tanpa malam qadar di dalamnya.

Ibadah pada malam itu mempunyai nilai yang sangat tinggi di mata Allah, lebih tinggi daripada ibadah selama seribu bulan.

Pada ayat ini, Allah menerangkan keutamaan Lailatul-Qadr sebagai malam yang memancarkan cahaya hidayah sebagai permulaan tasyri’ yang diturunkan untuk kebahagiaan manusia.

Malam itu juga sebagai peletakan batu pertama syariat Islam, sebagai agama penghabisan bagi umat manusia, yang sesuai dengan kemaslahatan mereka sepanjang zaman.

Malam tersebut lebih utama dari seribu bulan yang mereka lalui dengan bergelimang dosa kemusyrikan dan kesesatan yang tidak berkesudahan.

Ibadah pada malam itu mempunyai nilai tambah berupa kemuliaan dan ganjaran yang lebih baik dari ibadah seribu bulan.

Sebutan kata “seribu” dalam ayat ini tidak bermaksud untuk menentukan bilangannya.

Namun, maksudnya untuk menyatakan banyaknya yang tidak terhingga.

Baca Juga :  Shalat Tahajud Berapa Rakaat? Ini Bacaan Niat Dan Waktu Terbaik Shalat Tahajud Setelah Tidur

4. Ayat 4:

Dalam ayat ini, Allah menyatakan sebagian dari keistimewaan malam tersebut, yaitu turunnya para malaikat bersama Jibril dari alam malaikat sehingga tampak oleh Nabi SAW, terutama Jibril yang menyampaikan wahyu.

Penampakan Jibril kepada Nabi saw dalam rupanya yang asli adalah perintah Allah, setelah Ia mempersiapkan Nabi-Nya untuk menerima wahyu yang akan disampaikan kepada manusia.

Malam itu (Lailatul-Qadr) adalah hari raya umat Islam karena merupakan waktu turunnya Al-Qur’an dan malam bersyukur kepada Allah atas kebajikan serta kenikmatan yang dikaruniakan-Nya.

Pada saat itu, malaikat ikut bersyukur bersama manusia atas kebesaran malam Qadar, sebagai tanda kemuliaan manusia yang menjadi khalifah Allah di muka bumi.

Di antara tanda-tanda Lailatul-Qadr adalah matahari terbit tanpa sinarnya yang memancar.

5. Ayat 5:

Sejahteralah malam itu sejak matahari terbenam sampai terbit fajar.

Pada malam itu Allah hanya menentukan keselamatan dan kesejahteraan bagi makhluk-Nya.

Malaikat juga turun secara bergelombang sambil membawa rahmat, kebaikan, salam, dan berkah dari Allah.

Setiap malaikat berjumpa dengan orang beriman, para malaikat pasti mengucapkan salam kepadanya.

Pada malam itu, Allah melapangkan dada Nabi Muhammad ketika menerima Al-Qur’an yang disaksikan oleh para malaikat agar memudahkan jalan untuk menyampaikan petunjuk serta bimbingan kepada umatnya.

Also Read