Bacaan Doa Ziarah Kubur Jelang Ramadan Dalam Tulisan Arab Dan Latin, Beserta Tata Cara Ziarah Kubur

Redaksi

Bacaan Doa Ziarah Kubur Jelang Ramadan Dalam Tulisan Arab Dan Latin, Beserta Tata Cara Ziarah Kubur

Corong Nusantara – Inilah bacaan doa ziarah kubur dalam tulisan arab dan latinnya, serta tata krama ziarah kubur.

Jelang bulan Ramadan, umat Islam biasanya melakukan ziarah kubur ke makam orang tua atau kerabat.

Ziarah kubur dilakukan untuk mengingat kematian dan hari akhirat yang menjadi tempat manusia akan mendapat balasan sesuai amal perbuatannya.

Meski begitu, ziarah kubur tidak boleh ditujukan untuk mendapat berkah, minta doa restu, atau wangsit.

Saat melakukan ziarah kubur, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa.

Berikut doa ziarah kubur dalam tulisan arab, latin, dan artinya:

للَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ

الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ

“Allahummaghfìrlahu war hamhu wa ‘aafìhìì wa’fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì’ madholahu, waghsìlhu bìl maa’ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì.

Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.”

Baca Juga :  Perencana Keuangan Sarankan Punya Anggaran Ramadan Agar Pengeluaran Tidak Berlebihan

Artinya: Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran.

Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, istri yang lebih baik dari istrinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR. Muslim).

Berikut doa ziarah kubur lainnya yang bisa dibaca:

اَللَّهُمَّارْحَمْغُرْبَتَهُ،وَصِلْوَحْدَتَهُ،وَاَنِسْوَحْشَتَهُ،وَاَمِنْرَوْعَتَهُ،وَاَسْكِنْاِلَيْهِمِنْرَحْمَتِكَيَسْـتَغْنِيبِهَاعَنْرَحْمَةٍمِنْسِوَاكَ،وَاَلْحِقْهُبِمَنْكَانَيَتَوَلاَّهُ

“Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa amin raw‘atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an rahmatin min siwâka, wa alhiqhu biman kâma yatawallâhu.”

Artinya: Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai.

Tata Krama Ziarah Kubur

Dikutip dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah karya Ustaz M Syukron Maksum, berikut tata krama ziarah kubur:

1. Pada waktu masuk pintu gerbang pemakaman, hendaknya mengucapkan salam;

Sebab, kuburan sebagai tempat pemakaman jenazah manusia harus tetap dihormati dan dimuliakan secara wajar.

Baca Juga :  Sholat Sunnah Qobliyah Dan Ba'diyah, Lengkap Dengan Bacaan Niat Dan Tata Cara Mengerjakannya

2. Tidak boleh bernazar dengan niat tertentu yang berkaitan dengan takziah, karena nazar hanya ditujukan kepada Allah;

3. Tidak boleh mencium atau menyapu dengan tangan untuk meminta berkah, karena hal itu menjurus ke arah kemusyrikan;

4. Membangun taman-taman atau bangunan di sekitar kuburan hukumnya makruh, baik di dalam maupun di luar kuburan;

5. Hendaknya menyampaikan doa-doa kepada Allah yang berisi mohon ampunan, rahmat, dan keselamatannya;

6. Tidak boleh menduduki kuburan.

Mengenai hukum ziarah kubur bagi wanita, Abdullah bin Abi Mulaikah pernah bercerita:

“Pada suatu hari, Aisyah pernah pulang dari kuburan. Lalu aku bertanya kepadanya: ‘Wahai Ummul Mukminin, dari mana engkau?’ Aisyah menjawab: ‘Dari kuburan saudaraku, Abdurrahman’. Kemudian kutanya lagi: ‘Bukankah Rasulullah SAW melarang ziarah kubur?’ Kemudian kutanya lagi: ‘Bukankah Rasulullah SAW melarang ziarah kubur?’ Aisyah menjawab: ‘Benar, beliau pernah melarang, tapi kemudian menyuruhnya’.” (HR Al-Hakim dan Baihaqi).

Also Read