Atasi Kemiskinan, Bappenas Gandeng PBNU

Redaksi

Atasi Kemiskinan, Bappenas Gandeng PBNU

Corong Nusantara – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan sekaligus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Suharso Monoarfa bekerjasama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam pengentasan kemiskinan ekstrim di Indonesia.

Kerja sama tersebut ditandatangani Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Suharso pada Jumat (22/4) dalam acara Peringatan Nuzulul Qur’an yang digelar di Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jakarta Selatan.

Suharso menjelaskan, pengentasan kemiskinan ekstrim merupakan salah satu tantangan terberat yang dihadapi bangsa Indonesia. Menurutnya, orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrim adalah orang yang berpenghasilan kurang dari $1,9 per hari.

“Penduduk termiskin Indonesia saat ini sekitar 10,5 juta jiwa, namun angka itu menurun pada 2019. Namun meningkat lagi setelah merebaknya COVID-19. Alhamdulillah, tahun lalu kami mampu menurunkan angka itu lagi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/04/2022).

Tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat kemiskinan 10,5 juta orang menjadi 1% pada tahun 2024. Suharso mengakui bahwa ini adalah tugas berat yang membutuhkan kerjasama semua pihak, termasuk PBNU.

“Jadi, Nahdliyin di semua level akan bekerja sama dengan Bappenas untuk bersama-sama mengatasi kemiskinan ekstrem,” katanya.

Suharso menjelaskan, ada dua cara untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia. Pertama, membantu warga meningkatkan daya beli atau memberikan dukungan langsung. Kedua, pemberdayaan dilakukan melalui kerjasama antara Bappenas dan PBNU.

Baca Juga :  Diminta Mahfud Sahkan RUU Perampasan Aset, Bambang Pacul: DPR Siap Jika Diperintah Ketum Parpol

“Saya berharap bersama-sama kita bisa mengurangi kemiskinan ekstrim di negeri ini, karena mereka semua berada di pelosok negeri yang berbeda-beda,” ujarnya.

Pada saat yang sama, Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa kerjasama dengan Bappenas merupakan agenda krusial dan penting karena kerjasama dengan Bappenas termasuk dalam upaya PBNU untuk mengemban misi UUD 1945: yakni fakir miskin dipelihara oleh negara.

”Kerjasama ini merupakan agenda yang bertujuan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem, khususnya di kalangan masyarakat Nahdliyin. Jika Tuhan menghendaki, kami akan berusaha semaksimal mungkin,” jelasnya.

Ia memperkirakan agenda jangka panjang untuk beberapa tahun ke depan, Sustainable Development (SDGs), juga akan ada di masa depan.

“Ini semua upaya NU untuk menunaikan tanggung jawab NU kepada negara, negara dan seluruh warga negara Indonesia,” pungkasnya.

Also Read