PALANGKA RAYA/Corong Nusantara– Ketua Forum Koordinator Damang Kalimantan Tengah (Kalteng) Marcos Tuwan mengimbau untuk menghindari premanisme adat. Maksud premanisme adat adalah kegiatan satu orang atau sekelompok orang yang ilegal mengatasnamakan adat. Ilegal artinya kegiatan adat yang dilaksanakan tanpa izin dari kepala adat.
“Salah satu contoh, orang melakukan hinting pali tidak mendapatkan persetujuan dari damang, itu ilegal. Ritual hinting pali itu, karena ada penggabungan dengan agama Kaharingan, yang melakukannya itu adalah basir ulama Kaharingan. Saling berkoordinasi dengan damang dan mempersiapkan yang melakukan ritual komunikasi dengan alam. Karena ada tata cara, ada bahasa-bahasa khusus yang hanya dikuasai oleh basir,” kata Marcos, Senin (7/6/2021).
Menurut Marcos, setiap kegiatan adat yang tanpa ada izin dari Damang Kepala Adat itu ilegal. Orang-orang yang melaksanakan kegiatan ilegal itu bisa dibilang preman adat, yang melaksanakan kegiatan menyerupai adat, sehingga pihak kepolisian bisa menertibkannya. Ia menilai, selama ini ada sekelompok orang yang ingin mengerdilkan damang.
Marcos selaku Damang Kepala Adat, merasa sedih karena adat tidak ditempatkan di tempat-tempat yang martabat. Ia menegaskan, adat bukan digunakan untuk menakut-nakuti, mengancam bahkan memeras orang. Adat adalah hukum untuk keharmonisan dengan mengangkat harkat dan martabat Dayak.
“Hukum adat jangan dijadikan momok bagi orang lain, akhirnya pandangan orang menjadi tidak baik karena tujuan hukum adat itu menciptakan keharmonisan dan mengangkat harkat dan martabat. Jangan sedikit-sedikit adat itu sidang adat, sedikit-sedikit hinting pali, itu salah,” pungkas Marcos.
Pria yang juga Ketua Forum Koordinator Damang Kota Palangka Raya ini mengatakan, untuk sementara tidak memberikan peringatan. Artinya, jangan sampai kegiatan tersebut ditindaklanjuti karena tidak semua perbuatan buruk itu harus dibawa ke ranah pengadilan. Kalau bisa dibicarakan secara baik-baik, tanpa harus melakukan langkah mitigasi. Yml
