Daerah  

DPRD KALTENG- Kunker ke Riau, Belajar Cara Merawat Benda Pusaka

PALANGKA RAYA/Corong Nusantara- Wakil Ketua DPRD Kalimantan Tengah Faridawaty Darland Atjeh di hari terakhir melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, tepatnya Museum Sang Nila Utama. Dia berkesempatan melihat secara langsung cara pemeliharaan yang dilakukan Riau atas barang-barang budaya dengan nilai ekonomis tinggi.

Srikandi Partai NasDem ini mengatakan, kunker yang dilakukan tidak saja mendapatkan banyak masukan, saran, tapi juga melihat seperti apa langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Provinsi Riau dalam melestarikan benda-benda budaya dengan nilai sejarah yang sangat tinggi. Tujuan pelestarian, tidak hanya untuk wisata tapi juga menunjang pendidikan dan pengetahuan.

Museum Sang Nila Utama, lanjut Faridawaty, memberikan pengalaman dan pengetahuan bagaimana cara merawat juga menyimpan benda-benda dengan nilai historis tinggi. Tidak tanggung-tanggung, museum ini memiliki koleksi dari abad ke-4, 7 dan 8. Total koleksi yang dimiliki mencapai 4 ribu lebih koleksi.

“Koleksi yang ada di Museum Sang Nila Utama diperoleh dengan berbagai cara. Ada yang berasal dari hibah atau juga dijemput, atau hasil ganti rugi, maupun dari penggantian biaya pemeliharaan. Intinya, koleksi yang ada didapatkan untuk terjaga kondisinya, dan dapat dinikmati oleh siapa saja yang mengunjungi Museum Sang Nila Utama,” kata Faridawaty, saat menyampaikan hasil kunjungan ke Museum Sang Nila Utama, Minggu (28/2/2021), di Palangka Raya.

Berbicara koleksi dan penyimpanan, maupun perawatan, lanjut Faridawaty, Kalteng memang sudah memiliki Museum Balanga. Artinya, perhatian Kalteng terhadap barang-barang dengan nilai budaya dan sejarah sudah dilakukan sejak lama. Sebab, di Kalteng sendiri ada begitu banyak koleksi yang disimpan di Museum Balanga, dengan berbagai latar belakang.

Sementara itu, ungkap Faridawaty, pengelolaan yang dilakukan pihak Museum Sang Nila Utama memang sudah sangat maju. Apa yang diperoleh melalui kunker ini, menjadi masukan tersendiri bagi pemerintah Kalteng agar dapat melakukan pengelolaan aset-aset berupa koleksi hasil budaya dan sejarah untuk lebih baik lagi ke depan. ded

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *