DPRD Katingan Laporkan Kadis Porbudpar ke Polisi

Redaksi

KASONGAN/Corong NusantaraBuntut dari memukul dan menggebrak meja serta dugaan pengancaman yang dilakukan oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwista (Kadis Porbudpar) Kabupaten Katingan Risnaduar terhadap Wakil Ketua I DPRD Katingan Nanang Suriansyah, berujung dilaporkannya Kadis Porbudpar ke polisi.

Nanang Suriansyah didampingi 2 anggota DPRD Katingan M Efendi dan Budi Hermanto pada Sabtu (23/7) sekitar pukul 10.30 WIB, mendatangi Mapolres Katingan. Mereka melaporkan Kadis Porbudpar Katingan Risnaduar atas perbuatan tidak menyenangkan, dan langsung diterima Kanit I SPKT Polres Katingan Aipda Teguh Prayitno.

Nanang mengatakan, tujuannya datang ke Polres Katingan dalam rangka melapor atas kejadian yang menimpa dirinya pada Jumat (22/7) sekitar pukul 12.30 WIB di Rumah Makan Putri Cahaya Kasongan. Saat itu ia bersama temannya Maspek J Garang sedang makan siang, secara kebetulan ada Kadis Porbudpar Katingan bersama jajarannya juga makan siang di tempat yang sama.

“Ini terkait dengan pelaksanaan fungsi tugas pengawasan saya sebagai anggota DPRD Katingan dalam penyelenggaraan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, dalam hal ini terkait Disporbudpar Katingan yang telah menggelar beberapa kegiatan. Bahkan ada rangkaian kegiatan yang masih berlangsung. Terkait itu tentunya ada beberapa kekurangan, sehingga saya kritik, saran dan saya koreksi agar bisa dilakukan perbaikan ke depannya. Inilah yang menjadi ketersinggungan, kekecewaan dari Kadis Porbudpar saat berada di rumah makan tersebut dan saya tegur Risnaduar dengan menawarkan makan duluan,” kata Nanang, di Mapolres Katingan, Sabtu.

Baca Juga :  Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono Kunjungi Kantor PWI

Menurut Nanang, setelah selesai makan, Kadis Porbudpar Risnaduar mendatangi dirinya dan bersalaman serta mengobrol untuk menyampaikan terkait beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Disporbudpar ada beberapa kekurangan dan meminta maaf.

“Terkait kritik saran itu memang tugas kami sebagai anggota DPRD Katingan, bahkan saya juga sebagai salah satu pimpinan di DPRD Katingan, namun dijawab Risnaduar jangan sampai 2 kali pemberitaan seperti itu yang seolah-olah menelanjangi dirinya sambil memukul meja. Saya jawab, saya tidak bisa diintervensi, karena itu tugas kami dan kami digaji oleh rakyat untuk berbicara menyampaikan pendapat. Risnaduar langsung berdiri dengan mengepal tangan dan dihampiri Maspek J Garang dengan memegang badannya dan meminta Risnaduar untuk duduk ke tempat asalnya,” kata Nanang.

Nanang menegaskan, kenapa hal ini dilaporkan ke Polres Katingan, karena tindakan seperti itu rasanya tidak dihargai. Terlalu jauh Kadis Porbudpar mengintervensi tugas-tugas DPRD Katingan. Takut apabila ini tidak dilaporkan saat melihat tingkah laku Kadis Porbudpar yang memiliki intelektual, eselon II, memiliki pendidikan saat itu dapat bertindak seperti itu di depan umum.

Menurut Nanang, itu tindakan pelecehan karena apa pun alasannya, tidak bisa dipisahkan jabatan dan hal yang disampaikan merupakan tugas DPRD dan dijamin oleh undang-undang dalam penyampaian pendapat dan tidak boleh diintervensi melarang dalam penyampaian pendapat baik di dalam forum maupun di luar rapat pada media massa.

Baca Juga :  15 Warga Keracunan Usai Buka Puasa

Kepada wartawan, pihak Polres Katingan melalui Aipda Teguh Prayitno selaku Kanit I SPKT membenarkan bahwa Wakil Ketua I DPRD Katingan bersama 2 anggota DPRD Katingan telah membuat laporan ke Polres Katingan terhadap Kadis Porbudpar Katingan terhadap kejadian yang telah menimpa dirinya.

Sementara itu, sebelumnya kepada sejumlah media Kadis Porbudpar Risnaduar membenarkan ketemu Wakil Ketua I DPRD Katingan Nanang Suriansyah bersama temannya, Masek J Garang, mantan anggota DPRD Katingan di rumah makan.

“Saat itu saya mendatangi Wakil Ketua I DPRD Katingan dan menyampaikan permintaan maaf terkait statementnya yang saya nilai ada beberapa esensi yang menyentuh pribadi saya, langsung direspons dengan kata bahwa itu memang tugas mereka. Kamu tidak boleh alergi dengan kritikan, saya jawab, saya suka dengan kritikan akan tetapi tolong dengan bahasa yang santun etika sedikit. Ternyata malah dijawab kami digaji untuk itu. Saya jawab lagi, lain kali jangan seperti itu lagi. Mendengar kata-kata yang agak tinggi dan saat saya minta maaf tidak ada respek makanya saya memukul meja dan saya langsung mundur,” kata Risnaduar menceritakan kronologisnya.

Risnaduar melanjutkan, apabila Nanang menganggap hal ini sesuatu baik dari sisi jabatan atau kelembagaan, apa yang ia lakukan dinilai perbuatan yang tidak menyenangkan, maka ia pun diperlakuan kurang nyaman atas statement Nanang.

Baca Juga :  Jangan Sampai Terkikis Kebudayaan Leluhur Masyarakat Dayak

“Intinya itu terjadi semata-mata karena saya selama ini cukup capek selaku ketua panitia dalam menyiapkan persiapan HUT Katingan. Bahkan saat ini saya agak drop dan sekira beliau merasa seperti itu saya mohon maaf. Tentunya ini menjadi pembelajaran bagi kita semua,” kata Risnaduar. c-sus

Also Read

Tags