SAMPIT/Corong Nusantara-Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) mendapatkan penghargaan penanganan stunting dari pemerintah Pusat.
Pemberian penghargaan tersebut langsung diterima oleh Wakil Bupati Kotim Irawati ketika menghadiri acara workshop penguatan pelaksanaan percepatan penurunan stunting di Hotel Gammara Makassar Sulawesi Selatan, Rabu (6/7/2022).
Irawati mengatakan, pemberian penghargaan tersebut diserahkan atas penilaian kinerja delapan aksi konvergensi penurunan stunting di wilayah regional satu.
“Untuk Kabupaten Kotim mendapat peringkat pertama penanganan stunting untuk lokus di Provinsi Kalimantan Tengah,” ujarnya, Jumat (8/7/2022).
Dirinya meminta agar penghargaan tersebut menjadi motivasi bagi seluruh SOPD di Kotim, yang selama ini bergerak untuk berupaya menekan angka stunting di daerah ini.
Penyelesaian kasus stunting di Kotim, menurutnya harus di selesaikan secara bersama-sama. Oleh sebab itu perlu adanya komitmen bersama agar penanganan masalah ini dilakukan terus-menerus dan berkelanjutan.
Apalagi penanganan masalah stunting tidak hanya menjadi tugas pemerintah daerah namun menjadi tugas semua pihak.
“Termasuk dari masyarakat itu sendiri dan kepedulian dari pihak ketiga yang berada di wilayah terdekat dari lokasi desa lokus stunting,” katanya.
Tahun 2019 Kotim telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai salah satu kabupaten lokus penanganan stunting dengan angka yang cukup tinggi yaitu 48,84 persen yang dihasilkan olehRiset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 tertinggi di Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan lokus prioritas penanganan pada tahun 2019 dan 2020 di 10 desa.
Pada tahun 2020 telah dilaksanakan rembuk stunting dan telah disepakati lokus stunting dari 10 desa tersebut menjadi 29 desa di tahun 2021-2022. Ada tambahan 19 desa dengan angka stunting yang cukup tinggi yang menjadi prioritas penanganan.
“Stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang bisa menyebabkan kemampuan mental dan belajar serta prestasi yang kurang,” ujarnya.
Dilanjutkan stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Kondisi ini bisa terjadi dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia sekitar dua tahun.
Stunting juga disebutkan sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.
Untuk mencegah penyakit ini, Pemkab Kotim ,katanya gencar mengajak masyarakat meningkatkan pemenuhan gizi keluarga. Masyarakat diajarkan diversifikasi pangan agar asupan gizi tercukupi.
“Kita harus mengatasi kekurangan gizi sehingga kualitas sumber daya manusia generasi penerus juga meningkat,”terangnya. (C-May)