SAMPIT/Corong Nusantara-Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) ditetapkan berada dalam status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Status ini berlaku selama 60 hari kedepan, dimulai pada tanggal 19 Agustus hingga 18 Oktober 2022.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) mulai mempersiapkan penanganan apabila terjadi kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah itu.
Sekretaris BPBD Kotim, Yephi Hartady Periyanto mengatakan penetapan status siaga darurat karhutla ini merupakan hasil rapat tim gabungan penanganan karhutla di Kotim yang diakomodir oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat pada Kamis (18/8).Bertempat di ruang Pusdalops BPBD Kotim rapat tersebut dihadiri oleh sejumlah stake holder terkait, diantaranya Asisten I Setda Kotim, Diana Setiawan, yang hadir mewakili Bupati Kotim, BMKG Stasiun Meteorologi H.Asan Sampit, Kodim 1015/Sampit, Polres Kotim hingga Disdamkarmat.
“Dari kesimpulan rapat ditetapkan bahwa status Kotim berada di siaga darurat karhutla, banyak hal yang menjadi acuan diantaranya terkait kondisi musim,” katanya, Jumat (19/8/2022).
Diketahui dari Januari hingga pertengahan Agustus 2022 ini jumlah hotspot yang terdeteksi oleh BPBD sebanyak 65 titik. Dan hal inu semua terkonfirmasi merupakan kejadian karhutla, khususnya kebakaran lahan.
Yephi menjelaskan, dilaksanakan rapat tersebut juga sebagai tindak lanjut arahan Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugianto Sabran, yang disampaikan melalui Surat Edaran (SE) dan pada pidato peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Yakni, agar seluruh kabupaten/kota di Kalteng mulai menetapkan status siaga darurat karhutla mengingat saat ini sudah memasuki puncak musim kemarau.
Disamping itu, penetapan status siaga darurat karhutla ini guna mendukung event internasional yang akan di gelar di Kota Palangkaraya bulan ini. Yaitu, Kejuaraan Dunia Balap Sepeda Union Cycliste Internationale (UCI) Mountain Bike (MTB) Eliminator World Cup 2022.
Meski Kotim masih berstatus siaga, ujarnya namun Pemkab Kotim tidak ingin lagi kecolongan yang berakibat meningkatnya status menjadi darurat. Pihaknya betul-betul waspada agar jangan sampai terjadi karhutla yang meluas di daerah ini.
Untuk itu sarana dan prasarana untuk penanganan karhutla di Kotim telah dipersiapkan dengan matang.
“Semua sudah siap digunakan. Baik untuk penanganan yang besar sampai terkecil sekalipun, namun saya masih berharap kita mampu mengendalikan sehingga kasus karhutla tidak terjadi di wilayah ini,” ujarnya.
Selain itu dirinya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan pertanian dengan cara membakar. Sebab hal itu bisa menyebabkan kasus karhutla dan juga api yang disebabkan dari pembukaan lahan itu bisa meluas ke bagian sekitarnya. Dirinya ingin masyarakat dapat patuh dengan imbauan tersebut dikarenakan efek yang timbul dari pembakaran lahan yang tidak terkendali sangat besar.
“Ini bisa menyebabkan kabut asap, kita takutnya akan terjadi seperti pada tahun-tahun lalu. Sementara saat ini kita semua tahu kondisi masih pandemi Covid-19 akan sangat sulit jika kita harus menghadapi dua bencana sekaligus. Untuk itu saya mohon masyarakat semua membantu agar ini tidak terjadi,” pintanya.
Selain itu untuk menangani kasus karhutla,pihaknya sudah menyiapkan berbagai macam peralatan ditambah dengan beberapa peralatan baru dari Polres Kotim. Seperti mobil komodo yang dapat digunakan oleh tim pemburu api dan juga alat pemadam kebarakan ukuran kecil yang mampu menangani kejadian karhutla yang tidak dapat dijangkau dengan kendaraan besar. (C-May)