RSUD dr DORIS Sylvanus Akui Belum Bayar

Redaksi

*Jasa Pelayanan BPJS Kesehatan
*Jasa Pelayanan Covid-19
PALANGKA RAYA/Corong Nusantara- Jasa pelayanan pasien BPJS Kesehatan dan pasien Covid-19 diduga belum dibayarkan oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Doris Sylvanus Palangka Raya kepada sejumlah pegawainya. Bahkan beberapa pegawai mengaku jasa pelayanan penanganan pasien Covid-19 belum dibayarkan dari Mei-Desember 2021 sampai sekarang.
Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya drg Yayu Indriati, Sp, KGA menyampaikan, tidak pernah menahan apa yang menjadi hak dari pegawai. Sebagian sudah dibayarkan melalui bank. Pegawai yang belum dibayarkan karena ada beberapa masalah yang terjadi.
“Untuk menahan tidak ada, sebagian sudah dicairkan, saya tadi dapat laporan pagi-pagi dari bendahara ada beberapa rekening yang bermasalah. Bank itu tidak mau satu aja yang bermasalah, satu rombongan unit ini bermasalah dia tidak mau transfer semua, sekitar 5-6 orang. Itu yang bikin masalah, harus dibenarin dulu, akhirnya ada beberapa yang tidak bisa tertransfer, tapi sebagian sudah,” kata Yayu, Jumat (22/4).
Dari laporan keuangan, lanjut Yayu, ada yang namanya salah, nama di rekening dengan nama yang diinput rumah sakit ke banknya salah, ada yang pensiun, ada yang pindah, ada yang nomor rekeningnya salah. Kemudian ada yang ganti nomor rekeningnya. Kemungkinan yang belum terima ini yang kena imbasnya dari rekening bermasalah itu.
Menurut Yayu, banyak sekali tindakan dari yang kecil sampai besar, biaya yang murah sampai yang mahal, dikumpulkan menjadi satu dan keluar jumlahnya. Dia mengakui tidak mudah menggolongkannya karena semuanya menggunakan sistem.
Yayu mengaku, sudah menerima pembayaran tersebut bersama pegawai yang lainnya karena rekeningnya tidak bermasalah. Dia menegaskan rumah sakit pada prinsipnya tidak ada menahan, kalau bisa sesegera mungkin. Kemudian terkait dengan Surat Keputusan (SK) tidak ada masalah karena sudah jadi.
“Kalau misalnya belum itu hanya beberapa bagian saja karena dia per beberapa bagian, ada masalahnya di situ. Nanti kalau rekeningnya sudah benar, bank akan transfer semuanya. Yang pensiun juga harus serahkan rekeningnya,” imbuh Yayu.
Dikatakan Yayu, jumlah pegawai di RSUD Doris Sylvanus 1300 orang sudah termasuk relawan, sehingga keuangan rumah sakit harus teliti. Karena prinsip kehati-hatian, sehingga membutuhkan waktu pada tataran teknis.
Sementara terkait dengan jasa untuk Covid-19 pada 2021, Yayu mengakui memang banyak yang belum terbayarkan karena pembayarannya tidak sekaligus, tetapi tergantung termin. Sedangkan terkait dengan pembayaran jasa pelayanan BPJS Kesehatan, diberikan tergantung klaim BPJS.
“Masuknya kapan, kami upayakan 2 sampai 3 bulan sesudah itu sudah dibayarkan. Tapi kalau klaimnya lambat itu tidak bisa kami bayar. Karena dari BPJS juga sangat teliti, kadang klaim itu ada yang dipending karena ada yang kurang, yang lolos saja dulu sekian. Makanya kadang-kadang bisa disusulkan baru bulan depan atau dua bulan lagi baru ditambahkan,” kata Yayu.
Dia menambahkan, apabila terjadi keterlambatan, itu sebenarnya bukan disengaja, tapi lebih berhati-hati karena atas kehati-hatian, sehingga sering terjadi keterlambatan. Rumah sakit tidak ingin di kemudian hari itu menjadi masalah, namun ditegaskan apa yang menjadi haknya itu tidak akan hilang karena sudah terdata semua. yml

Also Read

Tags