Daerah  

Warga Kotim dan Barut Gantung Diri

SAMPIT/Corong Nusantara–  Hanya berselang hari, dua warga Kalimantan Tengah masing-masing di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan Barito Utara (Barut), melakukan aksi nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

Diduga sedang mengalami depresi berat karena permasalahan rumah tangga, seorang pria di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotim, mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya.

“Benar, korban bernama Usman. Peristiwa gantung diri ini terjadi di kediamannya di Jalan Beringin Kota, Desa Mekar Jaya, pada Senin (27/6/2022) lalu,” kata Kapolsek Parenggean AKP Supriyono ketika dikonfirmasi, Rabu (29/6/2022).

Dijelaskan Kapolsek, kejadian ini diketahui oleh istrinya yang pada saat itu baru pulang usai menjemput anak mengaji di TPA setempat. Setibanya di rumah, sang istri memanggil Usman, namun tidak merespons.

“Karena pintu tidak terkunci, istrinya pun masuk ke rumah dan mendapati suaminya tersebut sudah tak bernyawa, menggantung dengan leher terikat seutas tali di ruang tamu. Istri korban pun histeris dan meminta pertolongan warga sekitar, sebelum akhirnya melaporkan kepada kami,” terangnya.

Setibanya anggota Polsek di TKP, korban langsung dievakuasi ke rumah sakit setempat untuk diperiksa. Hasilnya, tidak ditemukan adanya tanda- tanda kekerasan, baik benturan benda tumpul maupun tajam.

“Hasil keterangan yang kami kumpulkan dari para saksi, korban diduga mengalami depresi karena permasalahan rumah tangga. Usman juga terkenal pendiam dan tertutup. Pihak keluarga tidak melanjutkan kasus ini, dan menganggap kejadian ini sebagai musibah,” kata Kapolsek.

Warga Sikui Geger

Sementara itu, warga Desa Sikui, Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barut, juga dikejutkan dengan ditemukannya seorang warga gantung diri di rumahnya, di Gang Hidayah 1 RT 04 Desa Sikui, Selasa (28/6/2022) sekitar pukul 03.00 WIB.

Kapolres Barut AKBP Gede Pasek Muliyadnyana melalui Kasat Reskrim AKP Wahyu Satio Budiarjo membenarkan ada laporan warga Desa Sikui yang gantung diri atas nama Ajianto alias Iwe (41) di rumahnya di Jalan Negara Muara Teweh-Banjarmasin Km 27, Gang Hidayah 1, RT 04 Desa Sikui.

Dijelaskan, kronologis kejadian saat itu istri korban sedang tidur. Sekitar pukul 02.00 WIB, korban pulang ke rumah dan istrinya menayakan di mana handphone korban, dan dijawab korban handpone digadaikan dengan temannya.

Kemudian korban dan istrinya sempat ribut. Sang istri langsung keluar rumah jalan kaki untuk mencari handpone yang digadaikan dan duduk di muara jalan. Sekitar 20 menit kemudian, istrinya pulang ke rumah dan melihat korban sudah dalam keadaan tergantung dengan tali di leher di dalam kamar.

“Istri korban (saksi 1) berteriak meminta tolong dan pada saat itu saksi 2 keluar rumah dan mengetahui peristiwa gantung diri tersebut,” kata Kasat Reskrim AKP Wahyu melalui rilis yang diterima Tabengan, Selasa (28/6/2022) sore.

Menurutnya, berdasarkan hasil olah TKP, di rumah korban  petugas menemukan korban berada di kamar dengan tali nilon warna biru yang diikatkan di gelagar rumah ke leher.

“Dari hasil visum luar di rumah sakit, tinggi korban 183 cm tidak menemukan adanya kekerasan di tubuh korban dan saat ini kita meminta keterangan saksi-saksi,” pungkas Kasat Reskrim. Diketahui korban merupakan  aktivis  lembaga swadaya masyarakat (LSM) bernama Ajianto alias Iwe. c-prs/c-hrt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *