PALANGKA RAYA/Corong Nusantara– CEO Kalteng Putra Agustiar Sabran angkat bicara setelah klubnya disorot terkait masalah tunggakan gaji dan menjadi tuan rumah fase grup Liga 2 2021.
Kalteng Putra divonis NDRC pada Maret 2020 karena menunggak gaji terhadap 26 pemainnya dari musim 2019. Sampai saat ini para pemain masih menagih Kalteng Putra untuk memberikan hak mereka.
Eks pemain-pemain Kalteng pun melancarkan sindiran keras di media sosial. Salah satunya I Gede Sukadana yang geram hak mereka belum lunas, tapi klub mengeluarkan dana lebih untuk menjadi tuan rumah Liga 2.
Suami dari Putri Kalimantan Kalteng Thisia Halijam itu punya alasan terkait tunggakan gaji ke para mantan pemainnya. Ia membantah klubnya terkendala masalah finansial sebagai sebabnya.
Ia menegaskan bahwa klubnya tak punya kesulitan finansial. Dia mengklaim, Kalteng Putra sempat menjadi klub dengan bayaran tertinggi saat masih di Liga 1 2019.
“Kami mengakui salah dan sudah mendapat hukuman tidak boleh belanja pemain. Terus kenapa kami nggak bayar? Ada sebab-akibat. Salah satunya soal kami yang dari Liga 1 lalu terdegradasi ke Liga 2. Ada hal yang tidak bisa saya ceritakan di sini. Bukan karena masalah finansial, ” ucapnya.
“Materi kami cukup baik saat itu tapi turun ke Liga 2. Gaji kami pun salah satu yang lumayan nomor 3-4 di Indonesia saat itu. Tapi saya tak menyalahkan siapa-siapa, meski saya menjadi down. Pelajarannya harus lebih hati-hati lagi kalau memilih pemain, harus dilihat attitude-nya,” tuturnya.
Terakhir, Agustiar menegaskan bahwa masalah penunggakan gaji sudah selesai. Ia menyebut, pihaknya tak akan berani mengajukan menjadi tuan rumah tanpa menyelesaikan itu.
Sebelumnya, PT LIB sempat membuat pernyataan bahwa peserta Liga 2 adalah klub-klub yang terbebas dari masalah, salah satunya utang ke pemain. Tak hanya larangan berkompetisi, status tuan rumah juga bisa diserahkan ke klub lain jika masih ada masalah yang belum selesai.
Manajemen klub sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait tunggakan ini. Mereka menjamin bakal bisa ikut berkompetisi pada Liga 2 mendatang.
“Karena kami terhukum maka pemain Kalteng itu pakai pemain yang lama. Setelah kami turun ke Liga 2, sudah sempat membeli pemain baru sebelum hukuman (NDRC) jatuh. Makanya kami menggunakan pemain yang lama.” tutur Agustiar.
“Kami berkoordinasi dengan Sekjen (PSSI, Yunus Nusi), dia bilang kami harus menjalankan kewajiban. Kami tak bisa berkilah apapun alasannya. Tanya saja ke PSSI buat lebih jelasnya. Mereka seharusnya lebih tahu karena sudah menunjuk kami menjadi tuan rumah.”
“Sekarang sudah tak ada masalah (gaji). Masalah tunggakan, kan sudah ada statement dari PSSI bahwa kewajiban itu sudah harus ditunaikan sebelum kick off. Kami tahu nggak boleh lari dari tanggung jawab dari kewajiban,” ucapnya mengakhiri.
Dibantah Mantan Pemain
Mantan pemain Kalteng Putra di Liga 1 2019 mendesak manajemen klub berjuluk Laskar Isen Mulang ini membayarkan tunggakan gaji. Jumlah yang belum dibayarkan kurang lebih 2 bulan gaji. Sebelum Liga 2 2021 dimulai para pemain meminta sudah dibayarkan semuanya.
Salah satunya mantan Kapten Kalteng Putra di Liga 1 2019, I Gede Sukadana. Sampai saat ini bersama rekan-rekannya masih menunggu selama kurun waktu 3 tahun pelunasan sisa gaji. Jika belum dibayarkan maka kemungkinan besar Kalteng Putra tidak bisa main di Liga 2 tahun ini.
“Tanya semua anak-anak, sama sekali belum ada yang dibayar. Saya masih ada grup pemain dan APPI, kalau ada apa-apa kami bahas di grup. Jadi sisa tunggakan gaji itu belum sama sekali dibayarkan,” kata Sukadana, Rabu (22/9).
Menurut Sukadana, masalah tunggakan gaji ini sudah diserahkan sepenuhnya ke Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) kemudian diserahkan National Dispute Resolution Chamber (NDRC) badan penyelesaian sengketa nasional. Badan yang dibentuk dengan inisiatif FIFA ini memutuskan Kalteng Putra diharuskan melunasi tunggakan gaji pemain.
“Kita tunggu saja sampai deadline 10 Oktober, saya dan teman-teman menunggu, biar APPI yang mungkin ngurusinya di sana karena sudah serahin semua ke APPI, tapi kalau tetap tidak ada kabar sampai tanggal 10, ya anak-anak pasti up ke media lagi. Biar dibilang apa ke anak-anak intinya bayar gajih kami yang sudah tiga tahun ini,” pungkas Sukadana.
Ditambahkan Abdul Rahman Abanda, sisa gaji yang menjadi tunggakan masih belum dibayarkan. Jika manajemen mengklaim sudah selesai, Abanda membantahnya dan mempertanyakan kepada siapa dibayarkan karena sampai saat ini dia belum menerimanya.
“Kami tunggu niat baiknya saja, jangan bilang sudah dibayar, karena sampai detik inipun belum ada kami terimanya,” kata pemain yang berposisi sebagai center bek pada saat memperkuat Kalteng Putra di Liga 1. tim/d-com