IDAI Terbitkan Tata Laksana Penanganan Hepatitis Akut Berat Pada Anak

IDAI Terbitkan Tata Laksana Penanganan Hepatitis Akut Berat Pada Anak

Corong Nusantara – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menarbitkan rekromendasi tata laksana penanganan penyakit hepatitis akut bergejala berat pada pasien anak.

Dalam tata laksana tersebut diharapkan setiap rumah sakit menyediakan ruang isolasi.

Kami mendorong Anda untuk menghubungi Ketua IDAI Dr Piprim Basarah Yanuarso, yang akan memfasilitasi pelaksanaan program dan pemantauan praktik klinis program.

“Perawatan umum: rawat ruang isolasi untuk mencegah penularan ke orang lain Tirah terutama pada fas akut, ” tulis Dr Piprim Basarah dalam keterangannya diterima, Jumat (5 Juni 2022) ).

Monitoring perjalanan klinis (terutama kesadaran) dan lablaboratorium (terutama peningkatan waktu protrombin (PT) atau International Normalized Ratio (INR) dan albumin).

“Pengenalan gejala dan tanda hepatitis fulminan, ” tutur Piprim.

Tata laksana kedua, PT/INR dipantau secara berkala. Bila ada kecenderungan penkatan nilai PT/INR, pasien perlu mendapatkan perawatan di ruang rawat intensif, karena dikhawatirkan akan berlanjut menjadi hepatitis fulminan.

Pasien yang mengalami hepatitis fulminan (gagal hati akut) bila didapatkan tanda koagulopati dengan INR> 2 yang tidak dapat dikoreksi dengan vitamin K (gangguan fas akut fungsi hepatoselular), atau terdapat penurunan kesadaran.

“Keempat, kortikosteroid tidak dapat digunakan untuk mengobati hepatitis autoimun. Selain itu
, multisystem inflammatory syndrome (MIS-C) pada anak dilakukan dalam batasan IDAI sebelumnya, ” ujarnya Disarankan untuk dilakukan

“Rekomendasi ini sifatnya dinamis dan dapat berubah sawaktu-waktu, sesuai dengan perkembangan bukti-bukti
ilmiah yang terbaru, ” tambahnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI resmi menunjuk Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta sebagai fasilitas kesehatan rujukan bagi pasien yang bergejala hepatitis Akut.

Selain itu, Laboratorium FK UI juga resmi ditunjuk sebagai lab pemeriksaan spesimen penyakit misterius ini.

“Pemerintah sudah menunjuk RS Sulianti Saroso dan lab FK UI untuk menjadi rujukan lab, untuk pemeriksaan spesimen hepatitis akut karena ada banyak hal harus
di 5 Mei 2022).

Diharapkan tenaga kesehatan (nakes) dan fasilitas layanan kesehatan (fasyabkes) waspada dan siap menghadapi kasus ini bila timbul dugaan hapatitis akut.

“Tiap kabupaten sudah ada rujukan rumah sakit untuk keadaan seperti ini. Jadi saya kira ini hal penting walaupun belum tau betul penyebab virus ini. terjadi kejadian ini kata dokter Hanifah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *