Teras Narang Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan

Redaksi

PALANGKA RAYA/Corong Nusantara – Senator Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustin Teras Narang rutin menjumpai mahasiswa untuk menyampaikan 4 Pilar Kebangsaan. Terdapat sejumlah tantangan dalam 4 Pilar Kebangsaan ini yang masih sangat relevan dengan kondisi Indonesia sekarang ini.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalteng ini mengatakan, Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan kali ini menarik dengan pertanyaan kritis mahasiswa. Diawali dengan penjelasan seputar sejarah kebangsaan, dan pentingnya empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Teras Narang mengatakan, aksi demonstrasi yang terjadi beberapa waktu lalu sebagai mimbar kebebasan berbicara. Itu hak konstitusi warga negara sebagaimana diatur, dan diberi ruang dalam UUD NRI 1945. Hak setiap warga negara dan kelompok warga negara menyampaikan aspirasinya dalam negara demokrasi. Kendati pun, bahwa seluruh hak tersebut mesti memenuhi kewajiban akan ketaatan pada aturan yang berlaku, tanpa anarki dan menimbulkan kerugian pada publik.
Mahasiswa berdemonstrasi, lanjut Gubernur Kalteng Periode 2005-2015 ini, untuk meminta pemerintah menjamin ketersediaan pasokan minyak goreng dan berbagai isu lain. Sangat disayangkan, Kalimantan Tengah (Kalteng) termasuk salah satu penghasil sawit, dan CPO yang menjadi bahan baku minyak goreng, tapi masyarakat sulit mendapatkan minyak goreng.
“Para pemimpin pun mesti mendengar aspirasi publik dan lebih dari itu menjawab aspirasi. Siapapun pejabatnya, baik di pusat maupun daerah, harus bisa mendengar dan mengartikulasikan aspirasi dalam kebijakan pemerintah,” kata Teras Narang, saat menjelaskan pandangannya pada saat menggelar Sosialisasi 2 Pilar Kebangsaan beberapa waktu lalu, via whatsapp, Rabu (20/4).
“Saya ingat waktu dulu memimpin Kalteng, satu kali ada Menteri yang berkunjung dan disambut demo. Saya sarankan untuk bertemu para mahasiswa yang berdemo dan berdialog. Saya sampaikan bahwa demonstrasi adalah aspirasi dari keinginan luhur mahasiswa,” lanjut Teras Narang.
Masalah minyak goreng, kata Teras Narang lagi, telah mendengar pandangan berbagai pihak. Di antaranya dari pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang menyebut bahwa ini adalah soal mekanisme pasar. Di mana kebijakan peningkatan kapasitas biodiesel menyerap pasokan CPO yang semula dipakai untuk kebutuhan pangan.
Kedua, harga CPO di pasar internasional juga tengah meningkat, sehingga banyak yang melakukan ekspor, membuat pasokan domestik berkurang. Negara-negara yang sebelumnya menolak sawit pun harus mengimpor karena imbas perang Ukraina dan Rusia berpengaruh pada pasokan kebutuhan minyak goreng yang ada.
Kelangkaan ini, tutur Teras Narang, akibat ketergesaan pemerintah dalam upaya mengendalikan harga lewat kebijakan penetapan satu harga. Saat tidak siap, justru pemerintah kelabakan menghadapi konsekuensi kebijakan tersebut dan berujung pada kritik publik. Untuk itu, pemimpin mesti jeli mencari solusi bagi masalah masyarakat. Memahami semangat empat pilar kebangsaan, sebagai penopang kehidupan berbangsa dan bernegara dalam berbagai tantangan yang ada.
Di tengah berbagai situasi pelik saat ini, Teras Narang mengajak mahasiswa dan generasi muda untuk mengembangkan pandangan hidup sesuai Pancasila, menghormati konstitusi dan amanah UUD NRI 1945, menjaga semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta setia bersatu menjaga NKRI.
Semoga para mahasiswa dapat menjadi pribadi yang menentukan pembangunan bangsa di masa depan. Caranya dengan tak lupa menyelesaikan kuliah dan membanggakan orang tua, untuk selanjutnya berkontribusi lebih mengisi kemerdekaan Indonesia. ded

Also Read

Tags