Wanita Tangguh, 15 Tahun Warisi Pekerjaan Ayah Jadi Juru Parkir

Redaksi

Menyambut Hari Kartini pada 21 April 2022 ini, Tabengan menampilkan profil dua wanita hebat, bernama Nurania dan Dra Gloriana Aden, MM. Dua wanita ini memiliki latar belakang pekerjaan hebat yang berbeda.
Nurania, yang tidak lagi mengingat usia saat ditanyai Tabengan, Rabu (20/4), berprofesi sebagai juru parkir di Pasar Besar, tepatnya di depan Pos Jaga Polsek Pahandut Pasar Besar, Kota Palangka Raya.
Nurania mengaku bahwa sudah menggeluti profesi tersebut kurang lebih 15 tahun. Uniknya adalah bahwa pekerjaan tersebut merupakan warisan dari almarhum ayah Nurania.
“Lanjutkan nak, kata bapak sebelum meninggal. Sebelum meninggal sama bapak jaga. Nanti kalo abah kadada lagi, kamu lah nak yang meneruskan,” bebernya mengenang pesan ayahnya.
Selanjutnya, ketika ditanya alasannya tidak memilih atau beralih ke pekerjaan lain yang cukup ramah dengan kodrat wanita. Nurania sebutkan bahwa dirinya sangat senang dan menikmati profesi yang digelutinya tersebut hingga saat ini.
“Senang nini, pekerjaan sudah kebiasaan. Kalau Nini kada kerja sakitan awak. Kalau kerja kayak gini sehat Banjar,” imbuhnya dalam bahasa daerah yang kental.
Namun demikian, tidak dipungkirinya ada saat suka duka dan berisiko dalam menjalani profesinya itu. Suka dukanya sebagai juru parkir, disebutkan Nurania adalah selain cuaca yang panas dan hujan saat musim penghujan, pernah juga diganggu oleh para preman pasar.
“Kita lakoni saja, senang saja dengan kerja. Ada ja dulu yang ganggu-ganggu, tapi orangnya sudah meninggal. Sekarang tidak ada lagi yang ganggu,” ujarnya.
Terkait dengan hari Kartini yang diperingati setiap 21 April, Nurania berpesan untuk para wanita generasi milenial, tetaplah berjuang seperti dirinya yang tidak pernah putus asa. Sekalipun jalan yang dipilih adalah sebuah tantangan yang sangat berat.
“Berjuang selalu, bekerja dengan sukses, semakin pintar dan lancar selalu,” tukasnya.

8 Tahun di Damkar
Pekerjaan cukup menantang bahaya dilakoni oleh Dra Gloriana Aden, MM, yakni sebagai seorang petugas pemadam kebakaran. Bahkan dia saat ini menjabat Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangka Raya.
Wanita berusia 56 tahun tersebut sudah 8 tahun mengabdi di Dinas Damkar Palangka Raya. Ibu dari 2 orang anak, putra-putri dan nenek dari 3 orang cucu balita tersebut, sebelumnya telah mengabdi selama 28 tahun di Pemerintahan Kota Palangka Raya.
Gloriana Aden menyebutkan alasannya menekuni pekerjaan di Dinas Damkar adalah karena amanat dan kepercayaan pimpinan yang diembankan kepadanya. Menurutnya, di situlah letaknya bahwa persyaratan menjadi seorang damkar dan rescue tidak harus laki-laki. Gender, bahwa perempuan pun bisa melaksaksanakan tugas-tugas yang didominasi dan domain kaum berotot atau laki-laki.
“Saya mengambil nilai positifnya dan menikmati peran tersebut, bahwa menjadi seorang firerescue-seorang penyelamat harus berada di tempat ini. Saya merasa puas dapat membantu menolong siapa saja yang membutuhkan, 1×24 jam siaga, kapan saja waktu dipanggil siap walaupun pekerjaan berat dengan tingkat risiko tinggi,” katanya kepada Tabengan, Rabu.
Jadi, lanjut Gloriana, perintah dan amanat pimpinan itu yang menjadi motivasi dalam mengemban tugas-tugas yang dipercayakan. Tugas yang berat, namun mulia dan tidak semua orang mampu mengembannya, baik itu laki-laki ataupun perempuan.
Disebutkan pula, menjadi seorang wanita Damkar memiliki tantangannya sendiri. Salah satunya adalah memimpin bawahan yang semua laki-laki, hal itu tentu unik dan memiliki ciri khas tersendiri. Tantangan yang lain adalah melaksanakan tugas berat di lapangan dan tugas-tugas manajemen administrasi kantor dan tugas-tugas sosial lainnya, selain tugas pokok sebagai orangtua yang membimbing anak-anaknya.
“Itu merupakan tantangan yang harus sata hadapi, memang tidak mudah. Ketangguhan dan kekuatan fisik dan mental adalah modal utama, kedisiplinan, komitmen keteladanan dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Dengan tetap mengedepankan naluri seorang ibu yang selalu ingin terbaik untuk anak-anaknya, musyawarah untuk mufakat bersama dan saling menghormati dan menghargai. Itu strategi dalam segala hal yang dihadapi,” ujarnya.
Gloriana berpesan bagi kaum wanita, khususnya pemudi-pemudi Kota Palangka Raya, untuk terus maju pantang mundur.
“Tetap menjadi diri sendiri, mau belajar meningkatkan kapasitas diri menjadi Kartini masa kini yang tangguh smart dan mandiri, berani dan jangan malu mengaktualisasikan diri di bidang apa saja menjadi Kartini yang hebat dan berbudaya. Artinya bersikap dan bertutur kata sopan dan baik,” pungkasnya. dsn

Also Read

Tags