80 Persen Netizen Tolak Subsidi Kendaraan Listrik

Redaksi

Tabengan – Sebuah analisis big data di jagat media sosial terutama di Twitter oleh INDEF mendapati temuan bahwa 80 persen netizen memberikan respon negatif alias menolak adanya kebijakan pemberian subsidi pada pembelian kendaraan listrik yang saat ini sedang digulirkan oleh Pemerintah.

Analisis big data ini dilakukan berdasarkan pendapat melalui analisis data yang dilakukan dari media sosial khususnya Twitter.

Sampel pendapat warganet ini diambil mulai 8-12 Mei 2023, dan terkumpul 18.921 pembicaraan atau Tweet.

“Kenapa Twitter, karena Twitter itu adalah merupakan platform yang representatif untuk menangkap aspirasi, kritik, atau masukan masyarakat kaitannya isu sosial atau policy dari pemerintah,” kata Data Analyst Continuum Indef, Wahyu Tri Utomo dalam paparannya, Minggu, 21 Mei 2023.

Wahyu menjelaskan, sebagian besar dari mereka memiliki alasan bahwa kebijakan tersebut tidak relevan dengan kondisi saat ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah akan memberi subsidi kendaraan listrik guna mendukung percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di Tanah Air.

“Kita menemukan 80 persen masyarakat tak sepakat dengan subsidi kendaraan listrik,” ucap Wahyu dalam diskusi online dengan tema ‘Subsidi Mobil Listrik: Insentif Untuk Yang Berdaya Beli?’ pada Minggu, (21/5/2023).

Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa pembeli mobil listrik adalah kalangan orang kaya. Maka kebijakan subsidi ini dinilai tak perlu.

Baca Juga :  3 Cara Download Video Twitter Secara Mudah

Ada juga yang menilai subsidi ini hanya akan menguntungkan pejabat yang juga pengusaha Electric Vehicle (EV).

“Kalau kita lihat lebih detail lagi, top 3 analisis ini perbincangan ini seputar mobil listrik itu adalah negatif atau kritik. Ketiga ini punya kesamaan,” papar Wahyu.

“Alasan pertama, pembeli mobil listrik tak butuh subsidi. Kedua, subsidi seharusnya menyasar hajat hidup orang banyak. Dan ketiga, subsidi mobil listrik hanya untungkan pejabat dan pengusaha,” lanjutnya.

Namun, dalam riset yang dilakukan Continuum, terdapat pula masyarakat yang menyetujui kebijakan tersebut.

Alasannya, kebijakan subsidi kendaraan listrik akan mampu mengurangi polusi.

Tak hanya itu, subsidi mobil listrik digadang-gadang dapat menggenjot kinerja industri otomotif di dalam negeri.

Also Read