Daerah  

Warga Kalteng Terkatung-katung di Jakarta

KUALA KAPUAS/Corong Nusantara– Karena tak punya biaya lagi, setelah berupaya memeriksakan kesehatan anaknya Fahru Razy (3,5)  yang menderita penyakit jantung ke RS Harapan Kita, Zakaria (32) dan Isnawati (31) warga Desa Terusan Mulya Blok D Kiri Dusun Marga Sari, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, mengharapkan bantuan pemerintah daerah agar bisa pulang kembali ke Kapuas.

Melalui sambungan telepon, Rabu (26/10), Isnawati menceritakan, anaknya didiagnosis menderita penyakit gagal jantung atau kelainan jantung bawaan (KJB). Mendengar keterangan dokter tersebut, akhirnya mereka berinisiatif memeriksakan kesehatan anaknya ke Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta Barat.

Pasangan suami istri ini berangkat bermodalkan tabungan selama beberapa bulan. Setelah bertemu dengan dokter di sana,  ternyata berkas rujukan anak mereka sudah tidak berlaku lagi. Termasuk kateterisasi yang dilakukan 11-08-2020.

Alasannya  karena kendala Covid-19 dan akhirnya harus dilakukan kateterisasi ulang, padahal seharusnya ini mau tindakan operasi, belah dada, perbaikan jantung. Berkenaan dengan itu, dokter pun mengarahkan mereka untuk ke tempat penjadwalan kateterisasi.

Namun, hasilnya justru malah  tidak sesuai dengan yang diharapkan. Setelah dijadwalkan ulang, Fahru Razy baru bisa dioperasi pada  tahun depan dengan alasan antrean.

“Dengan adanya penjadwalan ulang ini, daripada menunggu di sini menurut saya lebih baik pulang dulu. Setidaknya kami bisa mengumpulkan biaya untuk operasi nanti. Kendalanya kami tidak punya biaya lagi sekarang,” kata Isnawati.

Masih menurut Isnawati, sesuai anjuran paramedis di RS Harapan Kita, mereka ada berupaya  memohon bantuan ke Kantor   Kementerian Kesehatan yang tujuannya  agar dibantu pembelian obat anak untuk 7 bulan selama perawatan di rumah nanti.

Karena kalau di Kalteng harganya sangat mahal. Namun, upaya tersebut  gagal juga. Lalu mereka diarahkan lagi untuk datang ke Kantor Dinas Sosial, namun akan difasilitasi dapat bantuan transportasi kapal saja.

“Mengingat  kondisi anak kami yang rentan dengan goncangan, akhirnya kami menolak, sebab  kami masih takut dengan keadaan anak  kami yang emergency. Yang pasti kami bingung sekarang. Kondisi kami sekarang jangankan mau beli obat untuk biaya makan saja susah. Kami berharap  bantuan  tiket pesawat. Kami coba  juga  ke Kantor Menteri Perhubungan, dan di sana mereka tidak bisa bantu alasannya lagi PPKM,” katanya.

Zakaria dan Isnawati memohon dengan sangat kepada Bupati Kapuas agar membantu kepulangan mereka kembali ke Kabupaten Kapuas. “Apalah daya kami yang hanya buruh tani.  Semoga hati Bapak Bupati terbuka, dan ada rezeki buat anak kami,” tuturnya.

Meski urusan masih terkatung-katung, saat ini keluarga Zakaria ini  tinggal dan ditampung di rumah singgah  A’afiyah, Bazzma Pertamina.  “Syukurlah kami di sini diperbolehkan  tinggal dan digratiskan oleh pengelola,” kata Zakaria. c-yul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *