PALANGKA RAYA/Corong Nusantara– Menjelang perayaan Imlek, Suriansyah Halim selaku Wakil Ketua Bidang Hukum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Kalimantan Tengah, menyampaikan apresiasi positif atas hubungan antara warga keturunan Tionghoa dengan warga atau suku lainnya di Kalteng.
“Tidak ada perbedaan atau perlakuan khusus baik secara ekonomi setiap usaha atau keuangan, pribadi dan sosial. Dalam bermasyarakat, politik, maupun hukum terkait hak dan kewajiban semua sama, sehingga asas equlity before of law atau semua sama di depan hukum sangat terjaga di Kota Cantik Palangka Raya hingga Provinsi Kalteng,” kata Halim, Jumat (28/1).
Halim merupakan advokat yang saat ini menjabat Ketua DPC Perkumpulan Pengacara dan Konsultan Hukum Indonesia (PPKHI) Kota Palangka Raya dan Ketua LBH Penegak Hukum Republik Indonesia.
Dia menyatakan, posisi warga Tionghoa di Palangka Raya hingga Kalteng tidak ada perbedaan dengan suku-suku lainnya dan semua suku di Kalteng saling bergandeng tangan, menjaga dan melindungi.
Dia berpendapat hubungan erat atau keakraban terlihat tatkala setiap suku di Kalteng yang memiliki wadah berkumpul atau paguyuban suku masing-masing senantiasa berkomunikasi baik secara langsung atau tidak langsung.
“Jika ada diperlukan kegiatan sosial, maka setiap suku atau warga bukan hanya Tionghoa pasti akan langsung memberikan bantuan tanpa harus diminta,” puji Halim.
Dia menyebut saat ini sudah ada kesadaran bahwa setiap suku di Kalteng bahkan Indonesia adalah bersaudara layaknya semboyan Bhinneka Tunggal Ika yakni berbeda-beda tetapi tetap satu juga yaitu Indonesia.
Dirayakan Sederhana
Ketua PSMTI Kalteng Frans Martinus mengatakan, tanpa kehilangan makna di balik perayaan Imlek disambut dengan sederhana dan dilakukan masing-masing keluarga saja.
“Sejauh ini kami ngga merayakan terbuka, karena masih masa pandemi. Masing-masing internal saja karena pembatasan-pembatasan untuk beracara,” katanya kepada Tabengan, Senin (24/1) lalu.
Pria yang juga Ketua DPD APINDO Kalteng ini menambahkan, di tahun baru shio Macan Air tersebut kebiasaan yang selalu dilakukan pada Tahun Baru Imlek adalah dengan berbenah vihara atau klenteng, tempat beribadah para pemeluk Agama Buddha dan Konghucu.
“Saya biasa merayakan di Jakarta bersama keluarga dan orang tua, tapi karena orang tua semua sudah tidak ada, merayakan terbatas saja,” imbuhnya.
Mantan Ketua REI Kalteng itu juga menyebutkan, dalam Imlek biasa keluarga-keluarga akan melakukan jamuan makan sederhana sebagai lambang syukur. Jamuan makan biasanya dengan makan sederhana. Beberapa sajian seperti kue keranjang, kue lapis, siu mie (mi goreng), bebek/ayam panggang, babi panggang, ikan bandeng, telur direbus dengan teh, yu sheng, pangsit dumpling (jiaozi), manisan di wadah berbentuk segi delapan. Selamat Tahun Baru Imlek untuk semua etnis Tionghoa, khususnya yang berada di Kalteng. Xin Nian Kuai Le, Gong Xi Fa Cai. dre/dsn