Daerah  

Rotan Desa Gohong Pulang Pisau Tembus Pasar Internasional

PULANG PISAU/Corong Nusantara– Desa Gohong, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah adalah salah satu desa yang terkenal dengan anyaman rotannya. Produksi kerajinan rotan dari Desa Gohong ini masih terus bertahan secara turun-temurun. Bukan saja dinikmati masyarakat lokal, produk yang dihasilkan kerap menjadi bahan ekspor hingga ke luar negeri.

Rotan Desa Gohong Pulang Pisau Tembus Pasar Internasional

Bagi yang ingin berkunjung ke Desa Gohong tidaklah sulit untuk mencari perajin anyaman rotan. Sebab rata-rata penduduknya, terutama kaum hawa di desa itu adalah perajin anyaman rotan.

Produk yang dihasilkan pun tidak perlu diragukan lagi. Mulai dari tas, topi, meja, kursi serta hampir semua kebutuhan aksesoris masyarakat diproduksi menggunakan bahan rotan asli.  Hasilnya banyak dinikmati sebagai perlengkapan pernik rumah dan hiasan.

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan kebutuhan, anyaman rotan justru menjadi peluang untuk pasar luar negeri. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pulpis sengaja mendatangkan instruktur dari Universitas Ilmu Seni di Yogyakarta, Jawa Tengah untuk melakukan pembelajaran rotan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar internasional.

Tuti, Ketua Kelompok Perajin Rotan Uwei Pambelum, Desa Gohong, Kecamatan Kahayan Hilir, mengatakan, pihaknya menekuni kerajinan rotan sudah turun-temurun yang diwariskan dari generasi 1 ke generasi selanjutnya.

“Untuk Uwei Pambelum sendiri, terbentuk pada November 2016, dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 19 orang, dan saya sendiri sebagai ketuanya,” ujar Tuti.

Adapun beberapa produk yang dihasilkan berupa tas, tikar, topi dan beberapa kerajinan lainnya, berupa aksesoris. Selain menganyam rotan, mereka juga memanfaatkan limbah rotan yang terbuang, buat menambah ekonomi, seperti membuat boneka atau gantungan kunci.

Sedangkan pemasaran, kata Tuti, melalui marketplace, media sosial dan lain sebagainya. Dengan memanfaatkan teknologi tersebut, pemesan terbanyak sekarang ini dari daerah Bali sebagai pelanggan terbanyak, disusul Provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan termasuk daerah-daerah lainnya di dalam negeri.

Selain itu, pihaknya juga menyediakan bahan baku untuk diolah kembali bagi perajin kelompok lainnya. “Jadi kita di sini bukan hanya memasarkan, tetapi kita memproduksinya, mulai dari bahan dan mengolah sendiri,” bebernya.
Untuk metodenya, menggunakan alat tradisional dan pewarna alam, sehingga produk mereka bisa diterima oleh pasar.

“Sekarang ini ada 5 kelompok perajin anyaman rotan di desa kita yang aktif, dan sangat banyak produk anyaman rotan mereka yang sudah dipasarkan ke luar daerah Kalteng, baik daerah Jawa hingga Bali,” kata Epansyah Rulhadi, Kepala Desa Gohong.

Dia berharap, nantinya ada pihak ketiga yang bisa menampung hasil-hasil kerajinan rotan masyarakat di desanya. Sebab, para perajin anyaman rotan di desanya sudah cukup terampil dan mampu bersaing dengan daerah-derah lainnya.

Epansyah juga berharap ke depan perajin rotan yang sudah puluhan tahun bisa lebih meningkatkan lagi produksinya. Bahkan, mampu mengekspor hingga ke luar negeri, seperti perajin anyaman rotan di desanya yang sudah mampu mengekspor hasil anyaman rotan. c-mye

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *