PANGKALAN BUN/Corong Nusantara– Banjir di Desa Hijau, Kecamatan Pangkalan Banteng, berangsur surut. Kini dapur umum yang disediakan Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mulai ditarik. Sementara banjir di Kecamatan Arut Utara (Aruta) makin parah, sebanyak 591 rumah terendam.
Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Kobar Sanitro mengatakan, pihaknya mulai membuka layanan dapur umum pada Kamis (30 /6/2022), dan pada Sabtu (2/7/2022) mulai ditarik, mengingat banjir di Desa Sungai Hijau RT 06 berangsur surut.
“Dapur umum sudah kita tarik karena air mulai surut, dan warga mulai kembali ke rumahnya masing-masing. Selama 3 hari kami melayani warga Desa Sungai Hijau yang terdampak banjir, dengan jumlah 247 jiwa dari 66 kepala keluarga,” ujar Sanitro, Sabtu (2/7/2022) malam.
Sanitro menambahkan, Dinas Sosial akan menyalurkan bantuan sembako bagi warga yang terdampak banjir. Saat ini masih proses pendataan, sebelum pihak Dinas Sosial menyalurkan bantuan sembako bagi korban banjir se-Kobar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar Syahruni mengatakan, banjir di Aruta telah merendam 591 rumah dari 453 kepala keluarga. Kondisi banjir terparah di Kelurahan Pangkut. Dari 10 desa yang ada di Aruta, hanya 4 desa yang masih aman dari terjangan banjir. Ke-4 desa tersebut, Desa Panahan, Riam, Pandau dan Penyonbaan.
Syahruni juga merincikan data korban banjir di Aruta meliputi Kelurahan Pangkut 290 KK/290 rumah, Desa Nanga Moa 20 KK/20 rumah, Desa Sukarame 41 KK/41 rumah, Gandis 18 KK/20 rumah, Kerabu 30 KK/30 rumah, Desa Sambi 40 KK/140 rumah, dan Sungai Dau 14 KK /40 rumah.
“Saat ini masyarakat Aruta yang terdampak banjir mulai membutuhkan bantuan dari para dermawan. Bantuan yang dibutuhkan seperti keperluan bayi dan balita serta pakaian layak pakai. Selain itu, mi instan, sarden, telur, minyak goreng dan air mineral. Kebutuhan air bersih saat ini sangat diperlukan oleh warga yang terdampak banjir, mengingat sumur milik warga sudah terendam banjir,” jelas Syahruni.
Sementara itu, Sekretaris Camat Aruta Ricardo F Siregar ketika dikonfirmasi, Minggu (3/7), menjelaskan, debit air yang meluap ke permukiman warga masih bertahan. Akibat curah hujan yang cukup tinggi beberapa hari di wilayah Aruta, debit air di sekitar pinggiran DAS Arut mengalami peningkatan yang menyebabkan akses jalan dan permukiman warga serta fasilitas umum tergenang air.
“Begitu air sungai meluap ke permukiman penduduk, kami pun langsung melakukan rapat koordinasi dengan pihak terkait, baik Polsek Aruta, Koramil dan BPBD Kobar. Saat ini telah kami dirikan posko terpadu di kecamatan, dan dari BPBD telah menyediakan perahu karet yang bisa digunakan warga yang akan mengungsi ke tempat lebih aman,” kata Ricardo, Minggu.
Dijelaskan, banjir terparah di Kelurahan Pangkut, ada 5 RT yang saat ini paling terdampak, yakni RT 01 ada 48 KK atau 192 Jiwa, RT 02 ada 20 KK 80 atau Jiwa, RT 03 sebanyak 34 KK atau 136 Jiwa, RT 04 ada 18 KK atau 100 jiwa dan RT 05 ada 6 KK atau 18 Jiwa. Dari 5 RT totalnya 126 KK atau 526 Jiwa.
“Meski belum ada warga yang mengungsi, namun kami tetap memberikan imbauan untuk selalu waspada. Saat ini sebagian besar warga mendirikan panggung di rumahnya masing-masing,” jelas Ricardo. c-uli