Daerah  

Banjir Kobar Kian Parah

*3.816 Jiwa Terdampak, Pemkab Tingkatkan Status Tanggap Darurat Bencana 

PANGKALAN BUN/Corong Nusantara– Banjir di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kian parah. Hingga saat ini 3.816 jiwa dari 3 kecamatan terdampak. Untuk percepatan penanganan, Pemkab Kobar meningkatkan status siaga menjadi tanggap darurat bencana banjir dalam kurun 14 hari ke depan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kobar Syahruni mengatakan, banjir makin meluas. Saat ini wilayah terparah di Kecamatan Arut Utara, Kotawaringin Lama dan Kecamatan Pangkalan Banteng.

“Untuk wilayah Kecamatan Arut Utara banjir sudah menyebar di 10 desa dan Kelurahan Pangkut. Ada 608 rumah yang tenggelam dari 636 kepala keluarga dan dihuni oleh 2.126 jiwa,” ujar Syahruni kepada Tabengan, Jumat (1/6).

Syahruni menyebutkan, di Sungai Hijau, Kecamatan Pangkalan Banteng tepatnya di Dusun I dan II, ada 66 KK dan 247 jiwa. Sedangkan di Desa Rungun, Kecamatan Kotawaringin Lama, jumlah warga yang terdampak banjir 403 KK atau 1. 443 jiwa. Total warga yang terdampak banjir di 3 kecamatan sebanyak 1.105 KK.

“Mengingat masih meluasnya banjir dan perlu penanganan cepat, kami telah melakukan rapat koordinasi dengan beberapa dinas terkait, termasuk masukan dari BMKG perihal masih tingginya potensi curah hujan. Maka, saat ini status siaga ditingkatkan menjadi tanggap darurat bencana banjir,” jelas Syahruni.

Menurutnya, status tanggap darurat bencana banjir ini terhitung mulai 1-14 Juli 2022. Dengan demikian, penanganan masalah banjir akan lebih cepat karena berkaitan dengan anggaran, termasuk juga dimulainya pendistribusian bahan makanan yang dibutuhkan warga yang terdampak.

Sementara itu, Kepala Desa Rungun Gusti Mawardi mengatakan, hampir sepekan ini banjir melanda Desa Rungun. Wilayah paling parah di bagian jalan poros utama menuju Desa Rungun yang menghubungkan ke Desa Kondang. Ketinggian air mencapai 1 hingga 2 meter lebih.

“Untuk Desa Rungun sendiri ada 403 kepala keluarga atau 1.443 jiwa. Kondisi banjir ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat, bahkan untuk melewati jalur jalan poros desa harus menggunakan perahu kecil atau kelotok, sementara roda 2 sudah tidak bisa melintas, karena ketinggian air yang belum surut juga,” ujar Gusti Mawardi.

Sekretaris Dinas Sosial Kobar Sanitro menjelaskan, pihaknya telah membuka dapur umum di wilayah Desa Sungai Hijau karena kondisi banjir yang makin parah, sehingga warga desa pun sangat terbatas melakukan aktivitas.

“Dapur umum yang kami siapkan ini untuk melayani masyarakat yang terdampak banjir. Saat ini masyarakat belum bisa melakukan aktivitas apa-apa mengingat arus masih deras. Untuk itu begitu mendapatkan laporan kejadian, kami langsung menurunkan tim, Tagana dan mobil dapur umum. Kami siapkan bahan masakan  untuk 3 hari  ke depan, namun demikian, kami melihat kondisi perkembangan selanjutnya,” ujar Sanitro. c-uli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *