PALANGKA RAYA/Corong Nusantara– Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia Kalimantan Tengah (FSPTI Kalteng) kembali mengkritisi penanganan banjir di sejumlah wilayah di Kalteng, yang berdampak pada terganggunya arus transportasi dan dikhawatirkan menimbulkan masalah kenaikan harga barang.
Ketua FSPTI Kalteng Cornelis secara tegas menyatakan, kepedulian Pemerintah Provinsi Kalteng di bawah kepemimpinan Sugianto Sabran sekarang ini belum maksimal. Terbukti dari cara penanganan wilayah banjir dalam hal kelangsungan jalan. Ingat, transportasi memegang peranan penting khususnya dalam masalah ekonomi.
Apabila terjadi kendala dalam hal transportasi, jelas pria yang akrab disapa Onel ini, sudah jelas para pengusaha akan menaikkan harga barang, yang disebabkan oleh biaya operasional naik. Dampak dari kenaikan harga barang ini tentunya masyarakat yang ada di wilayah pedalaman.
“Jalur Bukit Rawi menjadi salah satu rendahnya kepedulian pemerintah provinsi sekarang ini. Gubernur Kalteng inginnya jalan layang itu selesai dikerjakan, baru digunakan. Sementara proses pembangunannya masih sangat lama karena menggunakan program multiyears atau tahun jamak. Padahal, angkutan barang yang menuju hulu adalah jenis transportasi yang wajib mendapatkan prioritas,” kata Onel, di Palangka Raya, Senin (15/11).
Arus barang, lanjut Onel, yang berasal dari Banjarmasin menuju Kabupaten Gunung Mas dan wilayah Barito menjadi terkendala. Ada opsi barang memutar melewati wilayah Barito Timur baru kemudian menuju Kabupaten Gunung Mas, ini tentunya sebuah kebijakan yang tidak bijak. Biaya yang dikeluarkan pengusaha akan lebih besar, dan masyarakat akan mengalami kenaikan harga yang terlampau tinggi.
Catatan, tegas Cornelis, kejadian banjir di Jalan Tumbang Nusa era kepemimpinan Agustin Teras Narang tidak menimbulkan permasalahan. Sebab, ada kebijakan yang dikeluarkan pemerintah setempat dalam upaya menjaga arus transportasi tetap berjalan dengan lancar. ded