*Meningkatkan Kompetensi Melalui Penguatan Digital bagi ASN
PALANGKA RAYA/Corong Nusantara – Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kalteng, dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi saat ini. Mau tidak mau, para abdi negara itu mesti bisa menggunakan berbagai fasilitas maupun aplikasi berbasis digital dalam berbagai kegiatan. Urusan rapat kerja, administrasi dan macam lainnya, saat ini jelas sudah menggunakan pola-pola digital.
Maka dalam upaya meningkatkan kapasitas serta Sumber Daya Manusia (SDM) para ASN itu, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPDM) Kalteng, yang menjadi leading sector atau ujung tombaknya. Sudah tugas jajarannya, dalam pengembangan kompetensi aparatur di provinsi tersebut.
Kepala BPSDM Kalteng Sri Widarnani menuturkan, walaupun berada dimasa pandemi Covid-19 kinerja dan pelaksanaan berbagai kegiatan, wajib terus berjalan. “Sejak 2019 awal, kita sudah bertransformasi memanfaatkan teknologi digital untuk proses belajar. Kita juga sudah membangun aplikasi Sistem Informasi Kompetensi (Sikompeten) ASN untuk menjembatani pembelajaran melalui learning management system,” ujarnya ketika ditemui Tabengan di ruang kerjanya, Rabu (3/11).
Aplikasi yang dibuat itu, ujarnya, sebagai strategi agar mempemudah kinerja secara efisien dan efektif. Maka secara otomatis, seluruh aparatur yang ada, jelas menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut. Tidak ada kata tidak bisa bagi seorang ASN dalam menggunakan fasilitas itu, karena penerapan teknologi digital sudah merambah berbagai lingkup.
Selain itu, saat ini pihaknya tengah mengembangkan aplikasi rumah belajar ASN. Konsepnya, ASN bisa belajar dimana pun dan kapan pun melalui aplikasi itu. “ASN belajar tidak harus di kelas, formal ataupun ada tutornya, namun bisa dilakukan secara efektif melalui rumah belajar ASN tersebut,” ujar wanita murah senyum tersebut.
Intinya, ujar dia, pihaknya terus melakukan terobosan serta inovasi, demi meningkatkan kompetensi aparatur. Terbukti, ujar dia, ketika 2020 memasuki masa pandemi Covid-19, hampir seluruh kinerja, rapat, tatap muka, pertemuan dan lainnya, wajib secara daring. “Dari tatap muka, kita sudah terbiasa menerapkan digital yang mana rapat kerap memanfaatkan aplikasi zoom. Intinya kinerja kami tetap berjalan, walaupun suasana pandemi,” ujarnya.
Penggunaan teknologi jarak jauh ini, jelasnya, juga cukup efisien dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Contohnya seperti pelatihan yang biasanya dianggarkan hingga Rp 100 juta per satu kalinya, disaat pandemi ini dengan menggunakan daring, anggaran yang dikeluarkan hanya berkisar Rp 30-40 jutaan saja.drn