Usai Bentrokan, Otoritas Distrik Nuh Hancurkan 300 Rumah Dan Toko Mayoritas Muslim

Redaksi

Usai Bentrokan, Otoritas Distrik Nuh Hancurkan 300 Rumah Dan Toko Mayoritas Muslim

corong Nusantara – Distrik Nuh, yang terletak di negara bagian Haryana, India, menjadi saksi penghancuran lebih dari 300 rumah dan toko yang didominasi oleh penduduk Muslim selama empat hari berlangsung. Proses ini melibatkan penggunaan buldoser untuk meratakan bangunan-bangunan tersebut, dimulai dari tanggal 3 Agustus hingga 6 Agustus 2023.

Langkah drastis ini merupakan tindak lanjut dari ketegangan komunal yang memuncak pada periode 31 Juli hingga 1 Agustus 2023. Bentrokan antar-komunitas ini memberikan dampak yang signifikan terhadap sebagian besar penduduk Distrik Nuh.

Salah satu penduduk setempat, Abdul Rasheed, yang tokonya menjadi salah satu dari banyak yang dihancurkan, menyampaikan perasaannya terhadap aksi penghancuran tersebut. “Saya merasa sangat sedih. Keluarga saya, termasuk anak-anak, sangat bergantung pada pendapatan dari sewa toko kami. Toko kami melayani baik umat Hindu maupun Muslim,” ungkapnya saat diwawancarai oleh Al Jazeera pada hari Minggu, tanggal 6 Agustus 2023.

Abdul Rasheed juga menyoroti fakta bahwa pihak berwenang tidak memberikan pemberitahuan sebelumnya ataupun menunjukkan perintah hukum terkait penghancuran ini. Tanpa adanya peringatan, mereka secara tiba-tiba menggunakan buldoser untuk meratakan bangunan-bangunan tersebut.

“Tidak hanya toko, tetapi juga hotel dan rumah-rumah telah dihancurkan. Tidak ada kesempatan untuk banding atau pengadilan,” tambah Abdul Rasheed.

Baca Juga :  Berikut 3 Fаktоr Psikologis Mengapa Orаng Menaruh Kереrсауааn Tеrhаdар Zоdіаk, Aраkаh Kаmu Sаlаh Sаtunуа?

Toko milik Abdul Rasheed hanya salah satu dari ratusan rumah dan usaha yang mayoritas dimiliki oleh warga Muslim dan menjadi target pembongkaran oleh pemerintah setempat di Distrik Nuh, Haryana.

Raman Malik, juru bicara dari partai BJP, mengklarifikasi kepada Al Jazeera bahwa tindakan ini dilakukan untuk menghentikan perambahan ilegal yang terkait dengan penguasaan tanah nasionalis. Ia menegaskan bahwa tindakan ini tidak ada hubungannya dengan kerusuhan yang terjadi pada akhir Juli.

Menanggapi pertanyaan tentang pemilihan waktu penghancuran yang berdekatan dengan insiden kekerasan, Raman Malik menanggapi, “Apakah Anda ingin undang-undang yang ramah ini didukung oleh fakta? Pertimbangkan dua hal ini secara terpisah.”

Narendra Singh Bijarniya, seorang pejabat polisi tinggi di Distrik Nuh sejak bentrokan terjadi, menyatakan bahwa tindakan hukum akan diambil terhadap rumah-rumah yang terlibat dalam lemparan batu selama prosesi. Tindakan ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Krishan Kumar, juru bicara kepolisian, menjelaskan bahwa fokus penyelidikan pada awalnya berpusat pada rumah-rumah yang menjadi titik fokus bentrokan. Menurutnya, otoritas menemukan bahwa beberapa rumah dibangun secara ilegal di atas tanah pemerintah, yang menjadi pemicu bentrokan tersebut.

Tingkat kedua dari pengadilan di negara bagian Punjab dan Haryana mempertanyakan niat di balik penghancuran massal yang berlangsung selama empat hari ini. Mereka mengajukan pertanyaan mengenai apakah penghancuran tersebut dapat diartikan sebagai tindakan pembersihan etnis terhadap mayoritas penduduk Muslim di Distrik Nuh.

Baca Juga :  Sejarah Rеаlmе, "Lаhіr" dаrі Oрро hіnggа Jadi Sаlаh Sаtu Mеrеk Smаrtрhоnе Tеrаtаѕ Dunіа

Pengadilan tersebut juga menyoroti kemungkinan adanya upaya meruntuhkan bangunan-bangunan yang dimiliki oleh komunitas tertentu dengan dalih hukum dan ketertiban. Kritik terhadap pelaksanaan penghancuran ini semakin menguat karena otoritas daerah tidak mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh hukum.

Penghancuran ini dipicu oleh bentrokan yang meletus pada Senin, 31 Juli 2023, di Distrik Nuh, Haryana, India. Kericuhan ini bermula dari prosesi keagamaan yang diorganisir oleh kelompok Vishwa Hindu Parishad (VHP) dan sayap pemuda organisasi tersebut, Bajrang Dal, yang menjangkau wilayah Distrik Nuh.

Allegasi yang mengarah pada insiden pembunuhan dua pria Muslim oleh Monu Manesar, seorang tokoh Bajrang Dal, selama prosesi keagamaan tersebut menjadi pemicu utama terjadinya bentrokan. Rumor ini menciptakan ketegangan dan memicu amarah kelompok agama lain di Distrik Nuh.

Also Read