Corong Nusantara – Pada periode Januari-Juni 2023, nilai total transaksi aset kripto mencapai Rp 66,44 triliun, mengalami penurunan sebesar 68,65 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Didid Noordiatmoko, selaku Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), menyatakan bahwa penurunan tersebut menjadi kesempatan untuk melakukan perbaikan kebijakan melalui peluncuran bursa kripto. “Saya mengambil kesempatan itu untuk melakukan perbaikan kebijakan. Perbaikan kelembagaan,” katanya ketika diwawancarai di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, pada Minggu (30/7/2023).
“Justru ketika transaksi lagi turun, istilahnya kita lagi dangkal-dangkalnya kalau di sungai, itu lagi surut, kita perbaiki perahu. Jadi ketika nanti sudah mulai naik [airnya], sudah siap naik [ke perahu],” lanjutnya.
Didid optimistis bahwa pada tahun 2024, nilai transaksi aset kripto dapat membaik. Keyakinan tersebut didasarkan pada informasi yang diperoleh dari Asosiasi Perdagangan Aset Kripto Indonesia. “Kata ahli-ahlinya kripto, ini adalah siklus empat tahunan (nilai transaksi turun). Ada kemungkinan 2023 memang yang paling dasar. Bearish-nya. Jadi, kemungkinan akan rebound di 2024,” ujarnya.
Tak hanya itu, Didid juga menegaskan bahwa seiring dengan peluncuran bursa kripto, pihaknya tak lagi akan menargetkan penambahan investor, tetapi akan fokus meningkatkan kualitas transaksi. “Mungkin nanti bukan soal jumlah investornya yang kami kejar, tapi kualitas transaksi. Kami agak beda nanti fokusnya. Kemarin kan kami fokus ke situ dan ekosistemnya [telah] berdiri,” kata Didid.
“Nah, setelah ekosistem berdiri, tentu kualitas transaksi yang akan kami kejar, yang bukan hanya fisik, tapi juga bisa macam-macam,” lanjutnya.
Sebelumnya, bursa kripto telah resmi diluncurkan setelah pada 17 Juli 2023 lalu, Keputusan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/SP-BBAK/07/2023 diterbitkan. Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, secara resmi meresmikan PT Bursa Komoditi Nusantara atau Commodity Future Exchange (CFX) sebagai pengelola bursa aset kripto Indonesia.
Dalam acara peresmiannya, Zulkifli mengatakan bahwa kehadiran bursa aset kripto, lembaga kliring, dan pengelola tempat penyimpanan aset kripto akan menjadikan transaksi lebih transparan dan efektif. Ia juga menyebut bahwa industri kripto di Indonesia akan dapat berjalan dengan baik dan memberikan kontribusi bagi ekonomi melalui penerimaan negara.
“Kolaborasi dan koordinasi Bappebti dengan seluruh stakeholder, asosiasi, lembaga terkait lainnya, diharapkan mampu menciptakan kebijakan yang relevan, sehingga industri ini dapat berkembang dengan optimal,” ujar Zulkifli di Jakarta Selatan, pada Jumat (28/7/2023).
Didid Noordiatmoko, selaku Kepala Bappebti, juga menekankan bahwa pembentukan bursa kripto ini sebagai upaya pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi para pelanggan yang menggunakan kripto dalam transaksi.
Sementara itu, Presiden Direktur CFX, Subani, berkomitmen untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai pengelola resmi bursa kripto di Indonesia sesuai dengan arahan pemerintah. “Mengingat pembentukan bursa kripto ini tidak mudah, kami komitmen adanya keterbukaan dan menjaga keamanan transaksi. CFX akan mengedukasi masyarakat agar literasi dan produk kripto semakin baik di Indonesia,” kata Subani.
Subani juga menambahkan bahwa CFX akan bertanggung jawab dalam mengikuti perkembangan dari kripto. “Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami untuk menjadi bursa berjangka. Terbukti dari 30 calon pedagang aset kripto sudah terdaftar 23 (di bursa kripto),” ujar Subani.