Pengakuan Militer Israel, Balita Palestina Berusia 2 Tahun Terbunuh

Redaksi

Pengakuan Militer Israel, Balita Palestina Berusia 2 Tahun Terbunuh

Corong Nusantara – Seorang balita berusia dua tahun bernama Mohammed al-Tamimi terbunuh oleh pasukan Israel.

Dalam pengakuannya, militer Israel mengatakan, kematian balita tersebut merupakan sebuah kesalahan.

Seorang tentara mengira, balita tersebut dan ayahnya adalah orang-orang bersenjata yang melarikan diri setelah menembak ke arah pemukiman di Tepi Barat.

“Selama operasi, dia melihat kendaraan yang mencurigakan dan menembak beberapa kali ke udara,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan setelah penyelidikan awal.

“Secara bersamaan, seorang tentara yang ditempatkan di pos jaga melihat dua sosok yang masuk ke dalam kendaraan.”

“Ia mengira mereka adalah teroris yang melarikan diri dari tempat kejadian dan mereka menembakinya dari kendaraan.”

“Setelah mendapat izin dari komandannya, prajurit tersebut menembakkan beberapa peluru ke arah kendaraan tersebut,” terang pernyataan tersebut.

Dalam Perjalanan ke Pesta Ulang Tahun

Sementara itu, ayah dari balita itu, Haitham al-Tamimi mengatakan, pada saat peristiwa itu terjadi tengah membawa putranya ke pesta ulang tahun keponakannya.

Sang ibu, Marwa al-Tamimi, berada di dekatnya dan mendengar suara tembakan.

“Saya berlari keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi,” kata Marwa sebelumnya kepada Al Jazeera .

“Suami saya berteriak selama penembakan lanjutan saat mengemudi, berkata, ‘Hamoudi, Hamoudi’ [mengacu pada putra kecilnya],” tambahnya.

Baca Juga :  Pasukan Israel Bunuh 4 Warga Palestina Di Tepi Barat

Haitham juga terluka dalam insiden tersebut dan dibawa ke rumah sakit di Ramallah.

Sementara putranya dibawa ke Rumah Sakit Sheba Israel dengan helikopter dan meninggal karena luka-lukanya lima hari kemudian.

Keluarganya masih kaget dengan kematian balita itu dan sang ayah menyebut penyelidikan awal Israel terhadapnya sebagai penutup.

“Tentu saja, kami tidak mengharapkan keadilan, tetapi laporan ini bagi kami terasa seperti kejahatan di atas kejahatan aslinya,” katanya.

“Hanya ini yang mereka katakan ketika putraku terbunuh dengan darah dingin? Ketika hidupnya terputus sebelum saya dapat menemukan orang seperti apa dia nantinya.”

Ratusan pelayat Palestina berkumpul di Ramallah pekan lalu untuk menguburkan balita itu.

Jika militer Israel memutuskan untuk membuka penyelidikan kriminal, tentara yang terlibat dapat menghadapi konsekuensi.

Kementerian Luar Negeri Palestina menuntut pertanggungjawaban atas kematian tersebut dan menganggap insiden itu sebagai kejahatan.

Ketegangan di Tepi Barat tinggi karena Israel telah memperluas serangan militernya hampir setiap malam di wilayah pendudukan di bawah pemerintahan sayap kanannya.

Sejak awal 2023, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 158 warga Palestina, termasuk 26 anak-anak, menurut kantor berita Wafa.

Korban tewas juga termasuk 36 warga Palestina yang dibunuh oleh tentara Israel selama serangan empat hari di Jalur Gaza yang terkepung dari 9 hingga 13 Mei.

Also Read