Sesepuh Sunda Sebut Karakter Ganjar Mirip Ksatria Sunda, Ramah Dan Mau Sapa Rakyat

Redaksi

Sesepuh Sunda Sebut Karakter Ganjar Mirip Ksatria Sunda, Ramah Dan Mau Sapa Rakyat

Corong Nusantara – Sesepuh Sunda, Noery Ispandji Firman menyebut Calon Presiden (Capres) dari Partai PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo sebagai sosok yang ramah dan mencintai rakyat.

Ia pun menganggap wajar jika dirinya memberikan gelar warga kehormatan kepada Gubernur Jawa Tengah itu.

Karena sebagai orang Sunda, ia menilai ada kemiripan karakter antara Ganjar dan masyarakat Sunda, yakni ramah kepada setiap orang.

Pernyataan ini disampaikan Noery saat bertemu dengan Ganjar di Saung Angklung Mang Udjo, Bandung, Jawa Barat yang diabadikan dalam video pendek dan dipublikasikan di akun Twitter @ganjarpranowo, Senin (15/5/2023).

“Beliau ramah, beliau mencintai rakyatnya, sehingga wajar kalau saya sebagai orang Sunda memberikan (gelar) warga kehormatan kepada beliau,” jelas Noery, dalam video tersebut.

Noery menekankan bahwa pada zaman modern seperti saat ini, sulit untuk menemukan sosok pemimpin yang memiliki karakter membumi seperti Ganjar.

Menurutnya, Ganjar tidak segan untuk menyapa rakyat saat bertemu di manapun dan tidak kaku saat diajak berdiskusi dengan masyarakat.

“Sulit ya, mencari sosok pemimpin yang ramah, mau menyapa rakyat, tidak ada sekat, enak diajak bicara itu ya,” kata Noery.

Selain itu, kata dia, Ganjar pun tipikal pemimpin yang mau menerima perbedaan, sosoknya mirip seperti Ksatria Sunda.

Baca Juga :  Hasto Kristiyanto Hadiri Rakerda PDIP, Provinsi Lampung Merupakan Lumbung Suara

Hal itulah yang membuatnya menilai sosok Ganjar sebagai Capres yang tepat untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Kemudian beliau mau menerima masukan-masukan, itu yang luar biasa. Itulah tanda-tanda ksatria ksatria di Sunda,” pungkas Noery.

Sementara itu dalam cuitan di akun Twitternya, Ganjar mengatakan bahwa berdasar pada sifat angklung yang menciptakan harmonisasi yang indah, ia pun menyebut kebhinekaan yang dimiliki Indonesia seharusnya dapat membentuk satu kesatuan yang sangat kuat.

“Harmoni, ya itulah falsafah lahirnya anglung. Perbedaan bukan untuk disamakan, tapi disatukan. Sebagaimana Indonesia dengan segala keberagamannya. Terima kasih saudara-saudaraku atas segala pelajaran jiwa ini,” cuit Ganjar.

Also Read