Presiden Belarusia Dikabarkan Masuk Rumah Sakit Setelah Bertemu Vladimir Putin, Kondisinya Kritis

Redaksi

Presiden Belarusia Dikabarkan Masuk Rumah Sakit Setelah Bertemu Vladimir Putin, Kondisinya Kritis

Corong Nusantara – Masalah kesehatan presiden Belarusia Alexander Lukashenko kembali dipertanyakan.

Valery Tsepkalo, kandidat presiden Belarusia pada pemilihan 2020 lalu sekaligus pemimpin oposisi, menyebut bahwa presiden Alexander Lukashenko saat ini berada di rumah sakit dan dalam kondisi kritis.

Lukashenko dikabarkan dilarikan ke rumah sakit setelah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Spekulasi tentang masalah kesehatan Lukashenko muncul pada awal bulan ini ketika ia menghadiri perayaan Hari Kemenangan di Moscow pada 9 Mei.

Saat itu Lukashenko muncul dengan perban di tangan kanannya dan kakinya tampak tidak stabil, The Independent melaporkan.

Beberapa hari setelahnya, Lukashenko tidak menghadiri perayaan tahunan Bendera Nasional, Lambang, dan Hari Kebangsaan seperti biasanya.

Perdana menterinya membacakan pidato atas namanya.

Melalui akun media sosialnya, Valery Tsepkalo mengklaim bahwa Lukashenko segera dibawa ke Rumah Sakit Klinik Pusat Moskow setelah pertemuan tertutupnya dengan Putin.

Namun ia menyebut bahwa informasi tersebut masih harus dikonfirmasi lebih lanjut.

“Saat ini, dia masih dalam perawatan medis di sana.”

“Spesialis terkemuka telah dikerahkan untuk mengatasi kondisi kritisnya.”

“Prosedur pembersihan darah telah dilakukan, dan kondisi Lukashenko dianggap tidak dapat dipindahkan,” katanya.

Setelah postingan Tsepkalo dibagikan secara luas di Telegram dan Twitter, otoritas Belarusia merilis gambar dan video Lukashenko, seolah ingin mengabarkan bahwa sang presiden baik-baik saja.

Baca Juga :  Rusia Luncurkan Serangan Rudal Besar-besaran Di Kryvyi Rih

Tetapi para pengamat bertanya-tanya kapan foto itu diambil.

Foto-foto yang diposting di Telegram menunjukkan Lukashenko mengunjungi pusat komando militer, dengan lengan kirinya diperban.

Rekaman dari kunjungan yang sama menunjukkan Lukashenko mengadakan pertemuan dengan personel tentang situasi keamanan di negara itu.

Selasa (23/5/2023) lalu, Lukashenko meluruskan desas-desus tentang kesehatannya saat bertemu dengan pejabat negara yang disiarkan oleh outlet Pul Pervovo yang dikelola negara.

Terdengar serak, Lukashenko mengatakan dia terkena virus flu biasa dan menambahkan: “Saya tidak akan mati, teman-teman.”

“Jika seseorang mengira saya akan mati – tenanglah. Tenang saja,” imbuhnya.

“Ini tidak lebih dari obrolan di messenger dan saluran Telegram.”

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan di televisi pemerintah Rusia pada Minggu malam, Lukashenko mengatakan bahwa jika ada negara lain yang ingin bergabung dengan serikat Rusia-Belarusia, akan ada “senjata nuklir” bagi mereka.

Lukashenko sebelumnya mengizinkan Rusia untuk melanjutkan rencana untuk mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarus.

Ia sering dijuluki sebagai diktator terakhir Eropa, yang telah memerintah Belarusia sejak 1994.

Sejumlah aktivis telah meninggalkan negara itu secara massal karena adanya tindakan keras terhadap pengunjuk rasa setelah pemilihan presiden 2020.

Para pengamat menyebut pilpres itu dicurangi karena Lukashenko mengklaim memenangkan pemilihan dengan memperoleh lebih dari 81 persen suara.

Baca Juga :  Bahas Upaya Gencatan Senjata, PBB Akan Bertolak Ke Moskow Dan Kyiv

Lukashenko dikenal sebagai sekutu dekat presiden Rusia.

Ia mengizinkan pasukan Rusia untuk menggunakan perbatasan Belarusia dengan Ukraina sebagai landasan peluncuran invasi pada Februari 2022 lalu.

Ia juga merupakan satu-satunya pemimpin asing kerap menemui Putin sejak invasi dimulai.

Also Read