Duet Ganjar-Erick Punya Daya Ungkit Elektoral, Berpeluang Dibawa Ke Meja Perundingan KIB

Redaksi

Duet Ganjar-Erick Punya Daya Ungkit Elektoral, Berpeluang Dibawa Ke Meja Perundingan KIB

Corong Nusantara – Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, sejak PAN bergabung dengan koalisi pemerintah, mayoritas pemilihnya menginginkan capres yang akan diusungnya ada di lingkaran Presiden Jokowi.

Ganjar Pranowo merupakan satu di antara nama capres yang diinginkan dan dikehendaki oleh pemilih PAN untuk maju di pilpres 2024, mendatang.

Selain menginginkan Ganjar untuk maju di pilpres 2024, menurut Adi saat ini pemilih PAN juga menghendaki agar Erick Thohir dapat disandingkan dengan tokoh politik yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah itu.

Terlebih lagi, sosok Erick merupakan salah satu tokoh nasional yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

“Bahkan dalam sambutannya Zulkifli Hasan menyebut Erick itu adalah saudaraku. Pernyataan tersebut dianggap sebagian besar pemilih PAN sudah menjadi bagian dari PAN. Saya yakin nama Ganjar dan Erick nantinya akan dibawa dalam meja perundingan di KIB. Sebab hingga saat ini KIB belum memiliki nama capres yang akan diusung di pilpres 2024,” kata Adi, Selasa (28/2/2023).

Lebih lanjut, sejatinya nama Ganjar dan Erick sudah mulai muncul sejak Rakernas PAN tahun 2022 yang lalu.

Pasangan Ganjar dan Erick diakui Ketua DPP PAN Bima Arya Sugiarto semakin populer dan mengerucut di internal PAN.

Baca Juga :  AHY Sangat Pantas Jadi Cawapres Anies Baswedan

Selain itu trend survei politik yang saat ini ada masih menempatkan Ganjar sebagai capres yang sangat populer.

Selain itu di survei politik yang saat ini ada, nama Erick Thohir menjadi salah satu cawapres yang sangat populer.

Adi juga mengakui saat ini Erick tengah gencar melakukan safari politik ke berbagai tokoh dan lokasi.

Kondisi saat ini, Adi melihat Erick sangat nyaman dengan PAN. Selain melihat kesamaan visi misi, kecocokan kepedulian terhadap UMKM dan bagaimana melakukan recovery ekonomi pasca pandemi Covid-19, menurut Adi publik juga melihat potensi logistik yang dimiliki Erick di pilpres 2024.

“Variabel logistik menjadi pertimbangan banyak partai. Tak terkecuali PAN. Namun ini tak muncul dipermukaan. Diberbagai hasil Lembaga survei politik terkemuka, nama Erick kerap muncul dan dipasangkan dengan Ganjar. Bukan dengan yang lainnya. Selama PAN mengusung capres cawapres dari lingkaran Jokowi, tentu tak akan ada masalah,” ujar Adi.

“Tinggal sekarang bagaimana PAN mengkomunikasikan capres cawapres tersebut ke KIB. Dalam memutuskan capres cawapres dari KIB, pasti dikonsultasikan dengan Presiden Jokowi. Komunikasi antar KIB maupun dengan Presiden Jokowi adalah hal yang lumrah,” sambungnya.

Adi menambahkan, PAN yang memunculkan Ganjar-Erick sebagai capres dan cawapres merupakan langkah yang cerdas.

Baca Juga :  Prabowo Unggul Versi Litbang Kompas, Gerindra: Penerus Jokowi

Sebab PAN bisa mengetahui secara pasti suasana hati Jokowi yang ingin mengajukan Ganjar sebagai penerusnya. Baik itu dari PDI Perjuangan (PDIP) atau dari parpol lainnya.

Sedangkan Erick memiliki variable penting jika disandingkan dengan Ganjar, relative tak mendapatkan resistensi. Sehingga layak untuk disandingkan dengan Ganjar di pilpres 2024.

“Dengan mengangkat Erick sebagai cawapres, PAN memiliki interes jika di tahun 2024 memiliki cawapres yang dapat diklaim sebagai bagian dari kepentingan dan kader PAN. Menurut saya PAN pandai dalam membaca suasana hati Jokowi dan situasi politik,” kata Adi.

Dengan mengusung Ganjar Erick parpol pengusung mengharapkan pasangan ini mampu menang di pilpres 2024.

Selain berpotensi menang, kata Adi, parpol juga berpotensi untuk mendapatkan efek ekor jas (coattail effect).

Menurut Adi, duet Ganjar -Erick juga memiliki daya ungkit yang besar bagi parpol yang akan mengusungnya.

Termasuk PDI Perjuangan dan PAN jika mereka jadi mengusung Ganjar Erick. Kekuatan PDI Perjuangan, menurut Adi relative stabil.

Di 2004 perolehan suara PDI Perjuangan mencapai 18 persen. Di 2009 suara PDI Perjuangan sempat turun ke 14 persen.

Padahal saat ini, menurut Adi, PDI Perjuangan mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai capres.

Di 2014 ketika mengusung Jokowi, suara PDI Perjuangan naik 18 persen. Jika PDI Perjuangan dapat memilih capres yang memiliki daya ungkit elektoral yang juga kadernya, Adi memperkirakan suara pileg PDI Perjuangan di 2024 akan meningkat.

Baca Juga :  Penolakan Ganjar Pranowo Atas Kedatatangan Timnas Israel, Cari Panggung Di Waktu Yang Tidak Tepat

“Dampak elektoral tersebut yang saat ini dicari oleh parpol untuk memenangkan Pemilu. Saat PDI Perjuangan mengusung Jokowi berhasil mengangkat perolehan suara 4 persen lebih. Jika PDI Perjuangan nantinya memilih capres yang tak memiliki daya ungkit elektoral, maka suaranya akan turun,” ucap Adi.

“Sangat mungkin suaranya hilang antara 3 persen hingga 5 persen. Ini berkaca pada penurunan suara PDI Perjuangan di 2009,” pungkas Adi.

Also Read